iklan

Minggu, 28 Februari 2016

Kata2 Inspiratif dn spirit Untuk memacu semangat Hidup

Majulah tanpa menyingkirkan orang lain. Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain. Berbahagialah tanpa menyakiti orang lain.
SEDIAKAN SELALU RUANG UNTUK DIBENCI

Menyenangkan hati semua orang barangkali merupakan hal yang nyaris mustahil dicapai. Sekuat apapun usaha yang kita lakukan. Senyata apapun kebenaran yang kita sampaikan. Dan sejelas apapun persoalan yang kita utarakan. Sebab manusia memiliki selera yang berbeda, emosi yang tidak sama, dan tingkat pengetahuan yang beragam, serta mazhab yang selalu berlawanan : hak dan batil. Jika kita bermazhab pada hak, maka orang yang tidak baik pasti membenci kita. Dan jika bermazhab pada yang batil, tentu orang yang baik pasti akan menjauhi kita. Sebab kebaikan dan keburukan, selamanya pasti tidak akan berdamai.

Realita kehidupan kita memang tidak pernah menyediakan ruang bebas cela. Karenanya, sebelum kita mendapati cela itu, sediakan selalu ruang di hati kita untuk dicela.

Kebencian orang lain kepada kita membutuhkan penerimaan yang tulus, iklas dan sabar. Bukan penerimaan yang direkayasa.

Memadamkan api benci tidaklah mudah. Karena itu, di hati kita harus selalu ada ruang yang tersedia untuk menerimanya. Sediakan selalu ruang untuk dibenci di hati kita.

Murottal Alquran 30 juz

Treatment hati n telinga kita dg juz , sisihkan waktu untuk menyimaknya.

Mariii nge juZ .... :-)< 

[Juz 1] ⇨ http://j.mp/1RqIGw4
[Juz 2] ⇨ http://j.mp/1RqIGMm
[Juz 3] ⇨ http://j.mp/1J0Ctol
[Juz 4] ⇨ http://j.mp/1J0Cton
[Juz 5] ⇨ http://j.mp/1RqIIE5
[Juz 6] ⇨ http://j.mp/1RqIGvZ
[Juz 7] ⇨ http://j.mp/1RqIGvY
[Juz 8] ⇨ http://j.mp/1RqIInF
[Juz 9] ⇨ http://j.mp/1J0CuIZ
[Juz 10] ⇨ http://j.mp/1J0Ct85
[Juz 11] ⇨ http://j.mp/1J0CuJ1
[Juz 12] ⇨ http://j.mp/1RqIIDZ
[Juz 13] ⇨ http://j.mp/1RqIGw1
[Juz 14] ⇨ http://j.mp/1RqIInB
[Juz 15] ⇨ http://j.mp/1J0Ctor
[Juz 16] ⇨ http://j.mp/1RqIGw7
[Juz 17] ⇨ http://j.mp/1RqIInz
[Juz 18] ⇨ http://j.mp/1J0CuIW
[Juz 19] ⇨ http://j.mp/1J0Ct86
[Juz 20] ⇨ http://j.mp/1RqIGw6
[Juz 21] ⇨ http://j.mp/1RqIIE0
[Juz 22] ⇨ http://j.mp/1RqIInD
[Juz 23] ⇨ http://j.mp/1RqIInJ
[Juz 24] ⇨ http://j.mp/1RqIIE3
[Juz 25] ⇨ http://j.mp/1J0Ctop
[Juz 26] ⇨ http://j.mp/1J0CuIV
[Juz 27] ⇨ http://j.mp/1RqIGMo
[Juz 28] ⇨ http://j.mp/1J0CuJ0
[Juz 29] ⇨ http://j.mp/1RqIGMp
[Juz 30] ⇨ http://j.mp/1RqIInH

SEBARKAN niscaya pahala kebaikan akan di lipat gandakan ... !! In syaa Allah

Jumat, 05 Februari 2016

Kisah Mengharukan dari Orang Tua Shalahuddin Al Ayubi

Sebuah Kisah Sangat Mengharukan Dari Orang Tua Shalahuddin Al Ayyubi

Bahwasanya Nazmuddin Ayyub penguasa Tikrit belum menikah dalam waktu yang lama. Maka, bertanyalah saudaranya Asaduddin Syerkuh, “Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

Asaduddin berkata, “Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

Dia berkata, “Siapa?”

Ia menjawab, “Puteri Malik Syah anak Sultan Muhammad bin Malik Syah Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Maka, Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Maka, heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata, “Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang.

Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata padanya, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Dia Cocok Untukku!

Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu.

Allahu Akbar! Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Mahakuasa?

Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua? Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Ruum: 21)

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis ini.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Namanya adalah

SHALAHUDDIN AL AYUBI

Inilah visi mereka dalam menikah. Lantas, apa visi kita dalam pernikahan kita?