iklan

Kamis, 24 Mei 2018

Donald Trump Bertugas Membuka Pintu Gerbang Kiamat Qhubro
Sambutlah Ketetapan Allah SWT tsb dg perkuat iman & tawaqal.
Ingatlah,,,
Bahwa di antara tanda-tanda Kiamat itu adalah:
Penaklukan Baitul Maqdis. Dijelaskan dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ... (فَذَكَرَ مِنْهَـا:) فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ.

‘Ingatlah (wahai ‘Auf) ada enam (tanda) sebelum datangnya hari Kiamat....’” (Lalu beliau menyebutkan salah satunya), “Penaklukan Baitul Maqdis.”(HR Bukhari)

Kembalinya kaum Yahudi ke Palestin sebagai tanda bahwa kiamat telah dekat, karena setelah mereka kembali, tidak lama setelah mereka berkuasa di Palestin kaum muslimin akan memerangi mereka dan baitul Maqdis ditaklukkan kembali oleh kaum muslimin, sebagaimana hadist.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)

Panji-panji Ar Rayah yang mereka benci dan takutkan itu sesungguhnya sedang berkibar, janji Allah itu pasti adanya, kami muslim tidak ragu sedikitpun akan tibanya hari ini! Allahu Akbar!!! ♣ *Amanat Perdana Menteri Palestina:*
"Kami tidak meminta kamu datang bersama2 kami *mengangkat senjata* karena kami senantiasa siap disini utk mempertahankan tanah *umat Islam,* tetapi kami hanya meminta dari *kamu doa* karena *doa lah senjata* paling hebat yg tidak ada pada *orang kafir.*
Selain itu bantulah apa saja yg kamu mampu, dan tolong *sebarkan tentang kami kpd semua umat Islam.*

♣ Karena kami *terkepung* utk memberitahu *kepada dunia.*

♣ "Jika itu juga tidak mampu kamu lakukan bagaimana kamu hendak menjawab *dihadapan Allah kelak?".*
Silahkan sebarkan jika *anda peduli.*

♣ *Hj. Nazri Deraman, Pengamat Palestina.*

♣ cukup *5 menit* utk sebarkan *pesan ini* supaya kita bisa menjawab pertanyaan *Allah s.w.t* apabila kelak ditanya apa yg *kita perbuat, In Shaa'Allah...
Harap tidak membiarkan *pesan* berhenti disini saja .
★ Untuk peringatan sebab kita *kadang-kadang lupa.*
★Sebarkan... *Demi Islam.....*
cnp..9 #Copas

Jumat, 18 Mei 2018

*Adil Pradoto*

Diawali dari pasangan suami istri Sang ayah bernama Dita dan istrinya bernama Puji Kuswanti menerima telpon dari orang yang tidak dikenal meminta tolong agar mengambil titipan paket di suatu tempat. Dengan sebagian sudah dibayar melalui di transfer beberapa juta dan sisanya di janjikan dibayarkan kalau paket barang sudah diterima.

Sang penelpon meminta agar anak-anaknya dan seluruh keluarganya diminta pembagian tugas untuk membantu mengantarkan barang-barang paket tersebut. Dan sang penelpon meminta agar disuruh cepat barang-barang itu diserahkan karena sudah ditunggu.

Maka setelah barang-barang paket itu dibawa Dita mengemudikan mobil Toyota Avansa, menurunkan istrinya Puji Kuswanti dan dua putri mereka - Fadila Sari , 12 tahun dan Pamela Rizkita, 9 tahun - di GKI Wonokromo Diponegoro.

Lalu sang ibu menggunakan motor menuju alamat gereja yang dutuju dengan keadaan seperti tergesa-gesa membawa motornya dan sudah sampai masuk di depan gereja. Maka "Team Teroris" dari jauh meledakkan tas paket  yang sedang digendong oleh seorang ibu dan kedua anaknya melalui _remore control_. Dan seketika itu juga ledakan bom telah menewaskan dirinya dan kedua putrinya serta orang-orang di sekitar yang tak dikenalnya.

Hampir bersamaan, dua anak laki-laki mereka -- Yusuf, 18 tahun dan Alif, 16 tahun -- berboncengan dengan sepeda motor, dengan memangku tas juga mereka taunya membawa titipan barang paket bergegas membelok di tikungan perempatan jalan dan di sanalah dua anak laki-laki itu di ledakkan paketnya yang ternyata berisi bom tepat di halaman Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Dan Dita sendiri suaminya membawa mobil Toyota Avanza dengan berniat mau mengantarkan barang paket satu lagi yang ternyata berisikan bom. Dan bom itu juga diledakkan dari jauh dengan _remote control_-dan mengguncang gereja Pantekosta di Jalan Arjuna.

*Dita, istri dan keempat anak mereka tewas. Orang-orang yang tak menyangka jika keluarga ini sebenarnya juga korban dari kebidaban Teroris itu. Yang lebih memperihatinkan media dan pihak Kepolisian yang langsung memvonisnya sebagai pelaku Teroris.*

Sungguh biadab dan sungguh banci! Menggunakan satu keluarga sebagai umpan aksi teror bom. Jika mereka benar-benar kelompok radikal mengapa tidak mereka sendiri saja yang berani maju untuk mati sebagai aksi bom bunuh diri. Bukan dengan cara-cara yang pengecut dengan lempar batu sembunyi tangan. Kelompok biadab apa ini?

*Aslam al Atsary - Mantan Anggota BAIS (Badan Intelijen Strategis)*

Bismillah.
Berikan waktu untuk saya membuka diri dalam rangka ingin meluruskan isue dan pandangan masyarakat yang sudah jungkir balik terhadap kejadian aksi-aksi teror dimulai dari kerusuhan dan pembunuhan di Rutan Mako Brimob hingga bom di Surabaya yang terakhir ini. Dengan tetap menjaga rahasia sandi Corps Intelijen.

Saya hamya ingin menceritakan sewakru masih aktif di BAIS (Badan Intelijen Strategis) milik TNI saya bergabung dan direkrut sebagai TBO (Team/Tenaga Bantuan Operasi). Hal itu telah menambah saya ilmu dan wawasan tentang seluk beluk intelijen.
Saya bergabung karena diminta bantuannya di dalam tugas dan misi khusus menghadapi kelompok-kelompok yang teridentifikasi Separatisme. Ini sifatnya rahasia selama beberapa tahun.

Semua kita bekerja dan bertugas sesuai dengan data informasi dan aplikasi harus akurat dan benar-benar valid. Dari mulai penangkapan dan sampai "endingnya" saya pernah mengalami semua. Dan itu adalah tugas negara, yang mungkin apabila dilakukan oleh pihak TNI saja mungkin TNI akan terkena pelanggaran HAM. Sehingga di dalam tugas kita yang menjalanlan operasi tersebut sampai selesai. Kita dalam menjalankan tugas saat move bisa cepat tepat sesuai sasaran dan sesuai dengan misi, tujuan sekenario.

Di dalam dunia intelijen kita biasa mendapatkan data dan informasi yang harus akurat dan kredibel terhadap kejadian yang akan terjadi atau belum terjadi. Memang tugas Intelijen diantaranya adalah mempra-kondisikan. Membuat batu lemparan-lemparan ke belakang supaya terlihat dan muncul apa yang terjadi nanti.

Misalnya masalah teror-teror bom besar yang terjadi beberapa waktu tahun yang lalu di indonesia. Masyarakat kita akan mudah sekali termakan berita maka terbentuklah *"Allegations of opinion"* tuduhan hanya berdasarkan opini. Karena sudah terbiasa termakan berita yang dibuat walaupun itu bersumber dari lembaga institusi negara sekalpun kita tidak boleh langsung mempercayai sepenuhnya. Kami Inteliijen lebih independen dalam hal ini. Sebenarnya kamipun sudah mendapatkan informasinya. Kami pihak Intelijen mendapat informasi bahwa "Team x" akan turunkan "calon pengantin" untuk "action". Istilah Team x dibuat oleh kelompok itu sendiri dan itu bukan merupakan bagian dari institusi corps Intelijen kami dan tidak ada hubungan struktural dengan BIN atau BAIS. Jadi mereka diluar struktural dan pengawasan Badan Intelijen Nasional.
Dan sebetulnya istilah "Calon Pengantin" juga adalah istilah yang di buat-buat oleh intelijen dari Team x itu sendiri yang sengaja dibuat terhadap calon korban "si teroris" yang sudah disiapkan.

Keberadaannya kami akui ada kelompok ini yang bermain yang menamakan dirinya "Team x". Dan kita tidak akan pernah bisa untuk bertemu dan mengetahui siapa saja tokoh dan aktor dibalik itu dan penghimpun dana di dalam Team x itu.

Yang jelas merupakan konspirasi dengan pihak asing. Biasanya Team x akan turunkan "calon pengantin" nya tepat pada waktu yang tepat biasanya berhubungan kondisi politik dalam negeri atau kondisi yang terjadi di luar negeri. Terjadinya aksi Teror bom pasti ada tujuannya supaya memunculkan stigma dan opini di masyarakat. Aksi bom bunuh diri pasti ada misi tujuan besar dibalik itu dan bukan karena alasan murahan yaitu hanya sebatas "balas dendam", bukan!

Aksi Teror bom bunuh diri akan dimunculkan pasti selalu bersamaan dengan saat negara dalam situasi kondisi tertentu. Atau ada misi campur tangan pihak asing yang memiliki kepentingan di dalam negeri di Indonesia ini. Maka diambilah keputusan dengan pertimbangan alasan yang biasanya mengarah kepada dua alasan:
Pertama, agar dibuat stigma negatif kepada simbol-simbol keagamaan atau golongan tertentu yang sekiranya akan mengganggu.
Kedua, pengalihan isue atau pengalihan fakta agar mereka lupa, terpecah dan tidak fokus lagi dengan masalah yang sebenarnya lebih penting dan lebih utama tujuan mereka.

Maka ini saya bukan ada maksud membocorkan tapi karena saya paham. Saya hanya mantan yang pernah bergabung di dalam Corps Badan Intelijen Strategis. Karena penghimpunan informasi data merupakan rangkaian tugas struktural Intelijen.

Saya hanya ingin meluruskan image masyarakat bahwa selama ini yang masyarakat mengira aksi-aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh para pelaku bom bunuh diri adalah dari niat dan rencana mereka sendiri para pelakunya? Itulah opini yang telah berhasil dikembangkan ditengah masyarakat. Padahal  sebenarnya tidak..!

Apakah masyarakat lupa bahwa semua kejadian-kejadian teror bom besar pasti melibatkan Intelijen asing. Sebenarnya hakikatnya para pelaku bom bunuh diri yang dicap "teroris" itu mereka juga adalah Korban yang diumpankan saja. Saya buka ini semua supaya masyarakat kita terbiasa berpikir secara cerdas dan kontruktif tidak hanya polos mengikuti apa kata berita saja. Supaya di publik muncul stigma, ketakutan dan pengalihan.

Perlu saya jelaskan disini tugas intelijen kita hanya mencari dan mengolah data informasi sebelum peristiwa peledakan terjadi. Maka kita sudah mendapatkan informasi sebelum aksi terjadi, bahwa nanti pada hari H jam J akan terjadi peledakan bom pada hari H dan jam J di lokasi titik point mana itu sudah ditentukan dan dibuat sekenarionya. Dari mulai Siapa yg dijadikan pelaku atau calon pengantin (yang bakal nanti tertuduh teroris). Itu sudah disiapkan dengan matang. Sehingga kira-kira berapa banyak jumlah korban, dan isue apa nanti yang akan dimunculkan. Itu semua sudah di design dirancang dan direncanakan secara matang.

Kami pihak intelijen biasa memberikan istilah aksi-aksi bom di tanah air dengan istilah "Aksi Jilid 1" yaitu Bom bali 1. Kemudian "Aksi Jilid 2" yaitu Bom Kuningan. Aksi Jilid 3 yaitu Bom Mariot dan seteruanya.

Dan aksi bom di Surabaya kemarin saya sudah tidak mengikuti lagi itu "Aksi Jilid" yang ke berapa lagi. Karena saya sudah tidak aktif lagi.

Saya dan pihak intelijen hanya mengetahui bahwa yg merencanakan, men-setting semua dari mulai merekrut dan action dan membiayai aksi di lapangan adalah ada suatu kelompok Profesional yang terlatih yang kita namakan "Team x" tersebut. Kelompok inilah yang selama ini mendanai aksi-aksi teror bom besar di Indonesia dan memiliki dana yang besar. Kelompok ini berpusat di luar dan telah buka cabang dibentuk di Indonesia. Dibentuk secara rahasia biasanya ini berkonspirasi dengan intelijen asing. Kelompok ini dalam data file di beri nama "team x" dan aksi pendanaan dilakukan oleh "mr. x". Semuanya satu paket sampai telur itu pecah (istilah sandi) telur itu pecah maksudnya berhasil.

Pihak intelijen sebenarnya mengetahui bahwa hampir mayoritas aksi-aksi teror bom yang besar yang terjadi di Indonesia itu bukan dari inisiatif para pelakunya sendiri. Tapi memang pelakunya direkrut oleh Team x dari orang-orang bekas atau mantan yg terduga teroris sebelumnya.

Kadang "Team x" ambil dari istri atau anak-anaknya atau keluarganya pelaku terduga teroris supaya nanti agar mudah di opinikan di publik bahwa ada benang merah dengan jaringan tertentu. Ini bagi orang-orang aktifis atau keluarganya yang pernah terlibat jaringan terduga teroris.

Adapun Team x ini juga biasa melakukan merekrutan dengan saling bertatap muka dari kalangan orang masyarakat awam yang tidak memiliki hubungan kasus teroris. Pertemuan itu biasanya Team x memberi nama "Pengajian". Yaitu mereka sengaja dikumpulkan oleh Team x ini untuk direkrut dan di motivasi dengan di cuci otaknya kemudian diberi tambahan untuk menonton video dokumentasi tentang penindasan dan penganiayaan terhadap kaum muslimin di belahan negara lain. Sehingga orang yang masih awam akan marah, semangat dan muncul keberaniannya untuk membalas dendam. Memang "penataran" seperti ini diupayakan supaya berhasil dijadikan sebagai "calon pengantin".

Team x dari jauh akan selalu mengarahkan dan memantau para calon pengantin ini demi memuluskan "action"nya.

Ada juga Team x melakukan dengan cara memasukkan atau menyusupkan bahan peledak Bom yang dikiranya adalah barang dagangan yang harus diambilnya dan diantar dimana bom itu telah ditaruh di dalam barang tsb. Dan disuruh minta diantarkan ke alamat yang bersangkutan. Cara ini memang lebih sadis dari pada cara-cara pengrekrutan. Sebab bila sistem pengrekrutan si calon teroris (calon korban) sudah melakukan hubungan komunikasi dengan Team x. Tapi sistem dengan menyusupkan bom diam-diam ke dalam tas calon korban itu tidak perlunya adanya komunikasi atau pendekatan lebih lanjut atau saling mengenal pernah bertatap muka. Bom yang dimasukkan tas biasanya sudah kendalikan dengan _remote control_ dari jarak jauh. Cara seperti ini memang pekerjaannya Team x tersebut supaya disiapkan segalanya kepada mereka yg akan nanti tertuduh dijadikan sebagai "calon teroris itu". Padahal mereka juga adalah sama-sama korban.

Program ini semua sebenarnya hanya bertujuan supaya muncul image, isue dan stigma negatif terhadap kondisi apa yang sekarang terjadi dalam negeri ini.

Informasi Ini semua kita didapatkan dari mantan anggota "Team x" itu sendiri yang tidak bisa ditemui secara langsung. Dan saya dapat bercerita seperti ini karena ada pengalaman dan data yang dihimpun selama gabung di Intelijen.

Orang-orang di "Team x" atau "mr. x" itu bukan lah dari orang Intelijen atau BIN dan bukan pula dari kalangan salah satu kelompok Islam radikal. Walaupun memang benar ada orang-orang dari kelompok radikal atau "Khowarij" yang tertangkap. Tetapi bukanlah dari mereka perencana dan dalang semua ini. Mereka hanya sebagai "obyek" untuk penguat terhadap aksi tindakan teror bom selama ini. Tapi Team x ini kita akui ada eksistensinya.

Sampai saat inipun kita pihak intelijen tidak bisa mengetahui secara pasti siapa person orang dan tokohnya yg terlibat di dalam "team x" itu yang telah membuka cabang di Indonesia ini. Yang pasti jelas melibatkan konspirasi pihak asing yang memiliki kepentingan terhadap negeri ini. Pihak istana atau kepresidenan juga tidak akan mengetahui gerakan kelompok ini walaupun kelompok ini merupakan dalang dari semua aksi teror bom selama ini. Aksi teror ini justru akan memberikan keuntungan yang besar dan secara tidak langsung membatu rezim yang sedang berkuasa saat ini. Nah itulah tugas intelijen.

Yang jelas memang tujuannya adalah:
1. Membiaskan fakta yang sedang terjadi di dalam negri.
2. Pengalihan fakta terhadap kondisi politik dalam negeri agar berkurang.
3. Membuat kecurigaan antar umat beragama bahkan kecurigaan dan ketakutan terhadap sesama seagama.
4. Mempertahankan stigama bahwa Islam radikal adalah kelompok yang tidak menginginkan memisahkan antara urusan politik dengan urusan agama.

Hati-hati dan tetap Waspada dengan kelompok "Team x" ini. Mereka tidak mengenal waktu dan tempat  mereka akan terus selalu bekerja mencari korban-korban yang bakal dijadikan umpan "supaya diberi gelar "Teroris" nantinya. Dan mereka bekerja secara silent, secret dan closed (tertutup).

Sekian..

Salam.7

Senin, 14 Mei 2018

3 tahun lalu saya pernah ngobrol santai dgn Letkol TNI (Purn) Petrus Sunyoto, Kopassus yg pernah meraih penghargaan dari Presiden RI sebagai Prajurit Terberani TNI.

Di dinding kantornya banyak piagam2 penghargaan khususnya yg berkaitan dgn pelatihan anti teror diberbagai negara.
Bahkan ada piagam utk beliau dari Green Baret USA sebagai instruktur strategi perang gerilya.

Melihat piagam2 itu membuat sy terkagum2 kpd beliau.
Piagam2 itu juga mengusik pikiran saya untuk bertanya banyak hal, terutama apakah benar ada teroris di indonesia ini?
Karena beliau adalah termasuk pasukan yg pertama2 dilatih anti tetor.

Beliau menjawab bahwa tdk ada itu teroris di indonesia.
Yg ada adalah orang2 yang marah krn sakit hati kepada pemerintah, yg tdk tahu harus mengadu kemana lagi karena selalu dicuekin (tidak dimuliakan).

Saya membantahnya, karena di TV dan media lainnya disajikan berita2 penangkapan teroris.

Beliau tersenyum atas bantahan saya tersebut.
Dia jelaskan bhw protap penanganan teroris tdk spt itu.
Semuanya harus senyap.
Beliau mencontohkan ttg operasi penangkapan Osama.
Kapan operasinya?
Siapa yg beroperasi?
Mana mayatnya?
Semuanya senyap!

Trus, saya tanya lagi, kenapa operasi anti teror di Indonesia itu heboh? Bahkan ada yg diliput live oleh media. Dia kembali tersenyum, itu bukan operasi anti teror, itu operasi PENCITRAAN, atau operasi PENGALIHAN ISSU, atau operasi dgn MISI TERTENTU....
tegasnya.

Kemudian beliau bertanya kpd saya, kenapa pasukan anti teror itu bukan kopassus?
Khan kopassus yg paling ahli menangani teror?
Saya menggeleng tidak tahu.

Beliau jelaskan, bahwa kalau Kopassus atau TNI yg lain yg disuruh menangani anti teror maka kesatuan itu tak bakal mau disuruh2 merekayasa.
Makanya yg ditugasi adalah kesatuan yg mau disuruh2 merekayasa. Oh, gitu toh....
#Copas

Sayang, tahun 2014 yg lalu beliau dipanggil Yang Maha Kuasa, Inna LILLAAHI wainna ilaihi rojiun.
Selamat jalan komandan, banyak kisah2 yg engkau ceritakan ke saya yg masih melekat di benakku.
Engkau adalah pelaku sejarah yg selalu kukagumi.

*Tulisan dari Bambang Widianto
SEJARAH KELAM PEMBUNUHAN SESAMA MUSLIM YANG TAK PERNAH TERLUPAKAN

Gelombang JARGON Kembali ke Al-Qur'an dan As-Sunnah Sangat Deras Sekali . Sebuah fenomena ???

Akankah terulang Sejarah Akhir priode khulafaur rasyidin di NKRI yg kita cintai .... ?

“Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”

Itulah teriakan Abdurrahman bin Muljam Al Muradi (Khawarij) ketika menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, karamallahu wajhah pada saat bangkit dari sujud shalat Shubuh pada 19 Ramadhan 40 H itu.

Abdurrahman bin Muljam menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan pedang yang sudah dilumuri racun yang dahsyat. Racun itu dibelinya seharga 1000 Dinar.
Tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengalami luka parah, tapi beliau masih sedikit bisa bertahan. 3 hari berikutnya (21 Ramadhan 40 H) nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasulullah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang muslim yang selalu merasa paling Islam.

Sayyidina Ali dibunuh setelah dikafirkan.
Sayyidina Ali dibunuh setelah dituduh tidak menegakkan hukum Allah.

Sayyidina Ali dibunuh atas nama hukum Allah.
Itulah kebodohan dan kesesatan orang Khawarij yang saat ini masih ngetrend ditiru oleh sebagian umat muslim.

Tidak berhenti sampai di situ, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti membaca Surat Al Baqarah ayat 207 sebagai pembenar perbuatannya:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari ke-ridla-an Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”

Maka sebagai hukuman atas kejahatannya membunuh khalifah Ali, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dengan cara qishas . Proses hukuman mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan penuh dramatis. Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo:

“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”

Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh hati bahwa aksinya membunuh suami Sayyidah Fathimah, sepupu Rasulullah, dan ayah dari Sayyid Al-Hasan dan Al-Husein itu adalah sebuah aksi jihad fi sabilillah.

Seorang ahli surga meregang nyawa di tangan seorang muslim yang meyakini aksinya itu adalah di jalan kebenaran demi meraih surga Allah.

Potret Ibnu Muljam adalah realita yang terjadi pada sebagian umat Islam di era modern. Generasi pemuda yang mewarisi Ibnu Muljam itu giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama kaum muslimin.

Siapa sebenarnya Ibnu Muljam? Dia adalah lelaki yang shalih , zahid dan bertakwa dan mendapat julukan Al-Muqri’ . Sang pencabut nyawa Sayyidina Ali itu seorang hafidz (penghafal Al-Qur'an) dan sekaligus orang yang mendorong sesama muslim untuk menghafalkan kitab suci tersebut.

Khalifah Umar bin Khattab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi permohonan ‘Amr bin ‘Ash untuk mengajarkan hafalan Al-Qur'an kepada penduduk negeri piramida itu. Dalam pernyataannya, Khalifah Umar bin Khattab bahkan menyatakan:
“Abdurrahman bin Muljam, salah seorang ahli Al-Qur'an yang aku prioritaskan untukmu ketimbang untuk diriku sendiri. Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada kaum muslimin dan muliakanlah ia wahai ‘Amr bin ‘Ash” kata Umar.

Meskipun Ibnu Muljam hafal Al-Qur'an, bertaqwa dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi su’ul khaatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang dimilikinya. Afiliasinya kepada sekte Khawarij telah membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit. Ibnu Muljam menetapkan klaim terhadap surga Allah dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal. Sehingga dia dengan sembrono melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama Islam. Alangkah menyedihkan karena aksi itu diklaim dalam rangka membela agama Allah dan Rasulullah.

Sadarkah kita bahwa saat ini telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam yang bergerak secara massif dan terstruktur. Mereka adalah kalangan shaleh yang menyuarakan syariat dan pembebasan umat Islam dari kesesatan. Mereka menawarkan jalan kebenaran menuju surga Allah dengan cara mengkafirkan sesama muslim. Ibnu Muljam gaya baru ini lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni generasi-generasi muda Indonesia. Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka dengan enteng menyesatkan kiyai dan ulama.

Raut wajah mereka memancarkan kesalehan yang bahkan tampak pada bekas sujud di dahi. Mereka senantiasa membaca Al-Qur'an di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah kelompok yang merugi. Rasulullah dalam sebuah hadits telah meramalkan kelahiran generasi Ibnu Muljam ini:

"Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al-Qur'an dengan lisan mereka tetapi tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya." (Shahih Muslim, hadits No.1068)

Kebodohan mengakibatkan mereka merasa berjuang membela kepentingan agama Islam padahal hakikatnya mereka sedang memerangi Islam dan kaum muslimin.

Wahai kaum muslimin, waspadalah pada gerakan generasi Ibnu Muljam. Mari kita siapkan generasi muda kita agar tidak diracuni oleh golongan Ibnu Muljam gaya baru.

 Islam itu agama Rahmatan Lil 'Aalamiin . Islam itu agama keselamatan. Islam itu merangkul, dan bukan memukul.

اللهم اهدنا و احفظنا والمسلمين في كل مكان ، آمين

Selasa, 08 Mei 2018

KEMENANGAN BESAR HIZBUT TAHRIR (HT) DI BALIK GUGATAN PTUN

.#Copas
KEMENANGAN BESAR YANG PATUT DISYUKURI HIZBUT TAHRIR (HT)
.
Banyak yang mengira Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dikalahkan rezim pemerintah jokowi dalam sidang di PTUN setelah hakim memutus menolak gugatan HTI terhadap rezim yang mencabut status Badan Hukum Perkumpulan (BHP) HTI yang dikeluarkan pemerintah sebelumnya.

Padahal yang dicari HTI dalam sidang di PTUN bukan sekedar kembalinya status BHP. Oleh sebab, sebagai partai (perkumpulan) dakwah Islam, aktifitas utama HTI adalah mendakwahkan Islam, mengedukasi masyarakat agar mereka memahami dan mencintai serta mengamalkan ajaran Islam.

Bagi HT, dakwah tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah bisa dimatikan. Selama Islam dan umat Islam eksis, dakwah akan tetap jalan.

Dalam kitab Ta'rif Hizbut Tahrir yang merupakan salah satu kitab yang diterbitkan oleh HT, disana di nyatakan:

والفكرة الاسلامية هي الروح لجسمه‌، وهي نواته وسر حياته.

"Dan fikrah Islam adalah ruh dari tubuh Hizbut Tahrir; ia adalah benihnya, serta rahasia hidupnya".

Jadi, nyawa dan rahasia hidup Hizbut Tahrir itu sesungguhnya adalah fikrah Islam, bukan selembar kertas legalitas. Sehingga meski legalitasnya dicabut lewat Perppu, tetapi selama fikrah Islam masih dalam genggamannya, Hizbut Tahrir tidak akan pernah berhenti dan tidak akan mati.

Terus apa yang diharapkan HTI dari sidang di PTUN? Tidak lain adalah menjadikan jalannya persidangan sebagai mimbar dakwah bagi HT.

Dan sungguh, selama persidangan berlangsung HTI mampu menjelaskan kebaikan syariat Islam, termasuk dengan cerdas Jubir HTI, para saksi dan ahli 'menjelenrehkan' (menjelaskan) secara gamblang bahwa khilafah itu merupakan sistem pemerintahan Rasulullah SAW. Sehingga banyak dalam kesempatan sidang seakan persidangan menjadi majelis 'halaqah' bagi HTI.

Apalagi pasca putusan dari majelis hakim, HTI langsung menyatakan banding. Ini berarti ada masa tangguh diskursus Khilafah.  Dakwah Khilafah pasti akan semakin meluas gaung dan daya tariknya. Tidak hanya di kalangan hakim PTUN, tapi akan meluas menjadi kajian semua hakim diseluruh tingkatannya.

Kajian tentang khilafah juga akan menarik para akademisi di kampus-kampus. Syari'ah dan khilafah juga akan menjadi bahan menarik untuk bahan skripsi, tesis dan desertasi serta menjadi topik dari journal-journal ilmiah para mahasiswa.

Khilafah juga akan  menjadi topik pembahasan, pembicaraan, obrolan dan diskusi di tengah masyarakat, baik di masjid, di majlis taklim, di kantor atau bahkan di warung kopi pinggir jalan.

Coba perhatikan. Bukankah kondisi seperti itu semua yang selama ini menjadi harapan dan tujuan dari dakwah HT. Yakni terbentukknya opini umum di tengah masyarakat tentang syari'ah Islam dan khilafah. Opini yang terus berkembang akan membentuk pemahaman dan kesadaran umum masyarakat tentang kewajiban menerapkan syariah Islam secara kaffah.
.
Masyarakat juga akan segera terbentuk kesadarannnya bahwa syariat Islam yang berisi seperangkat hukum dan peraturan itu tidak mungkin diterapkan kecuali dilegalisasi oleh negara. Mereka juga akan segera paham bahwa tidak ada bentuk negara dan pemerintahan yang kompetebel yang dapat menerapkan syariat Islam secara kaffah kecuali  khilafah. Karena khilafahlah yang merupakan sistem pemerintahan warisan Rasulillah Muhammad SAW.

Jadi sesungguhnya bukan kekalahan yang dialami oleh HTI, tetapi ini adalah kemenangan besar yang wajib disyukuri HTI. Oleh karena itu, pantaslah jika pimpinan HTI menyeru dan  mengajak para anggota dan para pendukungnya dari kalangan para kyai dan ulama yang menghadiri sidang di PTUN untuk melakukan sujud syukur atas apapun hasil yang diputuskan majlis hakim.

📝 Ustadz Sul'an, M.Pd Pengasuh MT Darussalam Pakis Malang
..