foto: Thinkstock
Surabaya - Salah satu dampak pemanasan global adalah perubahan iklim yang menyebakan musim pancaroba terjadi lebih sering dan berlangsung lebih lama. Perubahan cuaca yang ekstrem pada musim pancaroba sering menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
"Biasanya pada musim pancaroba dokter-dokter 'panen' karena banyak pasien. Tapi kami juga sedih karena sebetulnya penyakit-peyakit itu bisa dicegah," ungkap konsultan lambung dan pencernaan, Dr Ari Fahrian Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB dalam simposium sehari di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (31/3/2011).
Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai di musim pancaroba antara lain sebagai berikut.
1. ISPA
Meski tubuh manusia punya mekanisme untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan, perubahan cuaca yang ekstrem di musim pancaroba mau tidak mau akan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, berbagai infeksi mudah menyerang termasuk Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA).
ISPA bersifat akut, artinya bisa disembuhkan kurang dari 14 hari. ISPA yang menyerang saluran pernapasan bagian atas misalnya rhinitis, sinusitis dan faringitis, sedangkan ISPA yang menyerang saluran napas bagian bawah di antaranya bronkitis, pneumonia dan laringitis.
Selain dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, ISPA bisa dicegah dengan vaksinasi dan imunisasi. Jika orang-orang di sekitar sudah banyak terkena ISPA, tidak ada salahnya untuk memakai masker untuk mencegah penularan melalui udara (air borne transmission).
2. Asma
Tidak hanya melemahkan daya tahan tubuh, perubahan cuaca yang ekstrem juga bisa memicu reaksi hipersensitivitas pada saluran napas. Salah satu akibatnya adalah serangan sesak napas atau asma, yang antara lain dicirikan dengan mengi atau napas yang berbunyi.
Asma memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol agar tidak pernah kambuh sekalipun pada musim pancaroba. Selain dengan mengonsumsi obat pengontrol asma secara rutin, beberapa tips sehat juga bisa dilakukan untuk mencegah serangan asma.
Bagi yang alergi dingin, disarankan untuk selalu mengenakan jaket saat cuacanya dingin dan banyak angin. Jika alergi panas, jangan menggunakan kipas angin karena akan memutar debu sehingga malah bisa memicu asma. Pendingin ruangan (Air Conditioner) lebih dianjurkan asal dipasang pada suhu 25 C, hanya memiliki 1 fan dan sering dibersihkan.
3. Diare
Salah satu ancaman kesehatan saat banjir adalah diare, yang ditandai dengna peningkatan frekuensi buang air besar dan wujud tinja yang cair seperti bubur. Komplikasi diare yang paling utama adalah dehidrasi, yakni kekurangan cairan dan elektrolit yang bisa memicu kematian.
Apabila diare dipicu oleh infeksi kuman di saluran pencernaan, maka pengobatannya dilakukan dengan antibiotik yang harus dibeli dengan resep dokter. Sementara jika diarenya dipicu oleh alergi dingin atau keracunan makanan, maka cukup diberi obat diare serta oralit untuk mengantisipasi risiko dehidrasi.
Agar tidak terserang diare, kebersihan adalah kunci utamanya. Biasakan cuci tangan sebelum makan dan gunakan air bersih untuk memasak. Bagi yang perutnya sensitif, hindari makanan-makanan pedas karena jenis makanan tersebut termasuk salah satu memicu diare.
4. Demam Berdarah Dengue
Virus demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang gemar berkembang biak di air jernih. Genangan-genangan air hujan pada ban bekas, pot bunga maupun pelepah pohon palem adalah tempat favorit nyamuk tersebut untuk bertelur.
Pencegahanya antara lain dengan menimbun barang-barang bekas yang memungkinkan air untuk menggenang dan mengurangi pakaian yang bergelantungan di balik pintu. Pengasapan (fogging) juga perlu dilakukan secara serempak sekali waktu untuk membunuh dan mengusir nyamuk dewasa.
Langkah pencegahan tidak cukup dilakukan sendirian, harus sepermpak dilakukan oleh warga di satu lingkungan dalam satu waktu. Ketika sudah serempak pun, kadang-kadang masih ada warga yang kena demam berdarah karena digigit nyamuk di tempat lain misalnya di sekolah.
sumber : Detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar