iklan

Rabu, 31 Januari 2018

.. #Copas
Permainan Smoke and Mirrors

______________________________________________
.
Wartawan senior John McBeth membuat sebuah tuduhan serius kepada Presiden Jokowi. Dalam sebuah artikel di media online Asia Times, McBeth menyebut Jokowi tengah memainkan strategi “Smoke and Mirrors” dalam pemerintahannya.

Wartawan kelahiran Selandia Baru (1944) itu malah menyebut Jokowi sudah menjadi seorang empu (master) dalam permainan “asap dan cermin.”

Smoke and mirrors adalah sebuah idiom yang diadopsi dari para pemain sulap yang dalam aksi panggungnya menggunakan semburan asap dan cermin untuk menyembunyikan sesuatu dan menciptakan efek ilusi.

Dalam kamus Webster difinisinya adalah “something intended to disguise or draw attention away from an often embarrassing or unpleasant issue usually hyphenated when used attributively.” Sesuatu yang dimaksudkan untuk menyamarkan atau menarik perhatian dari masalah yang sering memalukan atau tidak mengenakkan .
.
Sementara dalam kamus Cambridge difinisinya adalah “Something that is described as smoke and mirrors is intended to make you believe that something is being done or is true, when it is no.” Sesuatu yang dimaksudkan untuk membuat Anda percaya bahwa ada sesuatu yang sedang dilakukan atau benar telah dilakukan. Padahal tidak.

Dalam bahasa lebih sederhana smoke and mirrors adalah melebih-lebihkan fakta.

Priyayi Solo seperti Presiden Jokowi menyebutnya sebagai umuk. Omong besar dengan maksud agar lawan bicaranya menilainya sebagai orang hebat dan kuat.

Dalam konteks politik hal itu dimaksudkan agar para lawan politiknya tidak usah melawan, karena yang dilawan sangat kuat.

Isi tulisan McBeth sendiri sebenarnya biasa saja dan tidak ada yang cukup baru. Dia menulis tentang empat hal. Soal penyelamatan sumber daya alam, yakni negosiasi dengan PT Freeport dan pembangunan Blok Masela, pembangunan infrastruktur, serta swasembada pangan daging dan beras.

Soal Freeport McBeth menyebut pemerintahan Jokowi melebih-lebihkan keberhasilan dalam divestasi saham sebesar 51%. Namun bagaimana cara pemerintah membayarnya dan bagaimana penguasaan manajemennya tidak jelas. Justru yang terjadi pemerintah kembali mengizinkan Freeport mengekspor konsentrat tembaga. Sebelumnya pemerintah mensyaratkan akan memperpanjang izin Freeport bila bersedia membangun smelter di Papua.
.
Soal infrastruktur McBeth menyoroti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang akan dibiayai oleh Cina sebesar USD 5.8 miliar, dan pembangkit listrik di Batang, Jawa Tengah senilai USD 4 miliar. Kedua proyek tersebut terkendala pembangunanannya berkaitan dengan pembebasan lahan. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat selesai pada tahun 2018, atau setahun sebelum pilpres.

Soal swasembada pangan seperti janjinya saat kampanye, Jokowi menyatakan akan menghentikan berbagai impor komoditi pangan termasuk daging dan beras.

Pada tahun 2015, tulis McBeth, pemerintah dengan bangga mengumumkan bahwa proporsi impor daging sapi terhadap total konsumsi turun dari 31% menjadi 24%, tanpa ada yang mencatat bahwa orang Indonesia hanya makan 2,7 kilogram per tahun. Tingkat per kapita konsumsi daging terendah di Asia Tenggara.

Setahun kemudian, angka tersebut telah meningkat kembali menjadi 32% dan tahun lalu meningkat lagi menjadi 41% dengan harga daging sapi sebesar US $ 10/kg.

Begitu pula dengan impor beras. Bulan lalu pemerintah mengumumkan akan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton. Rencana impor beras ini menjadi sebuah ironi karena pada bulan Januari 2017 Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim Indonesia berhasil melakukan swasembada pangan atas empat komoditi, beras, jagung, cabai, dan bawang.

Kalau benar pemerintahan Jokowi berhasil melakukan swasembada pangan, hal itu merupakan capaian yang luar biasa. Swasembada pangan berhasil dicapai saat Indonesia dipimpin Soeharto pada tahun 1980an. Setelah itu para presiden penggantinya, tidak ada yang berhasil melakukannya.
.
Tidak terlalu mengejutkan

Mengapa tulisan McBeth menjadi heboh dan viral? Tampaknya karena idiom yang digunakan, dan reputasi pribadinya sebagai wartawan yang sangat menguasai peta politik Indonesia.

Pertama, seperti telah disebut penggunaan idiom smoke and mirrors dan hide hard truths. Sebuah kosa kata yang tidak main-main karena mengandung tuduhan bahwa Presiden Jokowi mencoba menyembunyikan sebuah kebenaran.

Diakhir tulisannya Mcbeth meramalkan, cepat atau lambat kebenaran itu akan terungkap dan masyarakat akan menyadarinya. Dia menggunakan kata “Sooner or later, the smoke and the mirrors will inevitably lift to reveal hard realities.

Kedua, penilaian McBeth bahwa Jokowi telah menjadi seorang empu permainan “asap dan cermin,” dan media yang secara tidak langsung memfasilitasinya dengan cara tidak pernah mempertanyakan, data-data “keberhasilan” yang disampaikan pemerintah.

Presiden Jokowi dan istana juga disebut menjadi “spin doctor,” sebuah kosa kata yang secara negatif sering dipahami sebagai upaya memutarbalikkan fakta.

Ketiga, ini yang tampaknya paling penting dan serius, adalah reputasi McBeth. Lahir di Selandia Baru, John McBeth menjadi wartawan selama 52 tahun, dan 44 tahun dari karir jurnalistiknya dihabiskan di Asia.

Mengawali karirnya sebagai sub-editor di Bangkok Post, dia kemudian menjadi reporter lepas London Daily Telegraph dan United Press Internasional.

Dia bergabung dengan majalah Far Eastern Economic Review pada tahun 1979 dan selama 25 tahun menjabat sebagai kepala biro majalah di Bangkok, Seoul, Manila dan Jakarta.
.
Ketika Review ditutup pada tahun 2004, dia menjadi kolumnis kontrak untuk Straits Times, kebanyakan menulis tentang Indonesia. Dia menikah dengan Yuli Ismartono seorang mantan wartawan senior Tempo dan pernah menjadi pejabat bidang kehumasan di Freeport.

McBeth juga menulis sebuah buku berjudul The Loner : President Yudhoyono ’s Decade of Trial and Indecision. Sebuah buku yang menulis dengan sangat lengkap masa kepemimpinan SBY selama dua periode sebagai presiden RI ke-6 dan presiden pertama yang terpilih secara demokratis.

Dengan reputasi semacam itu tulisan McBeth mengisyaratkan ada sesuatu yang tengah terjadi. Dia mempunyai banyak sumber berita di kalangan “orang dalam,” maupun komunitas internasional.

Tidak diragukan McBeth banyak tahu sesuatu yang tidak banyak diketahui kalangan umum, termasuk wartawan dan media dalam negeri.

📝 Hersubeno Arief

⏰ Rabu, 15 Jumadil Awwal 1439 H / 31 Januari 2018 10:00 WIB

📡 Eramuslim
.

Sabtu, 20 Januari 2018

KNOWING SCHOOL VS BEING SCHOOL

"Sekolah *'KNOWING'* vs Sekolah *'BEING'*"

Cerita seorang teman :

Kantor kami, Perusahaan PMA dari Jepang, mendapat pimpinan baru
dari Perusahaan induknya.

Ia akan menggantikan Pimpinan  lama yang sudah waktunya kembali ke negaranya.

Sebagai partner, saya ditugaskan utk mendampinginya selama ia di Indonesia.

Saya memperkenalkan kepadanya  relasi, dan melihat objek wisata kota Jakarta dan Bandung .
Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman saya ini selalu berusaha utk mencari zebra cross.

Berbeda dgn saya dan org Jakarta yg lain, dgn mudah menyeberang di mana saja sesukanya.

Teman saya ini tetap tdk terpengaruh oleh situasi.

Dia terus mencari zebra cross ataupun jembatan penyeberangan, setiap kali akan menyeberang.

Padahal di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dgn sarana seperti itu.

Yg lebih memalukan, meskipun sdh ada zebra cross tetap saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi kecepatan guna memberi kesempatan pada para penyeberang.

Teman saya geleng2 kepala mengetahui perilaku masyarakat kita.

Akhirnya saya coba menanyakan pandangannya mengenai fenomena menyeberang jalan.

Saya bertanya, mengapa orang2 di negara ini menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka tahu bahwa zebra cross itu adalah sarana utk menyeberang jalan.

Sementara kenapa dia selalu konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua jalan di negara kami dilengkapi dgn sarana tsb..

Pelan2 dia menjawab pertanyaan saya,
 *"It's ALL HAPPENS BECAUSE OF THE EDUCATION SYSTEM."*

Saya kaget juga mendengar jawabannya.

Apa hubungan nya menyeberang jalan sembarangan dgn sistem pendidikan?

Dia melanjutkan penjelasan nya, "Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang pertama adalah sistem pendidikan yg hanya menjadikan anak2 kita menjadi mahluk *'KNOWING'* atau SEKEDAR TAHU SAJA, sedangkan yg kedua sistem pendidikan yg mencetak anak2 menjadi mahluk *'BEING'.*

Apa maksudnya?_*

Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal UNTUK DIKETAHUI PARA SISWA.

Sekolah TIDAK MAMPU MEMBUAT SISWA MAU MELAKUKAN APA YANG DIKETAHUI SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN NYA.

Anak2 tumbuh hanya menjadi *'MAHKLUK KNOWING'*, hanya sekedar 'MENGETAHUI' bahwa:
» *ZEBRA CROSS adalah TEMPAT MENYEBERANG,*
»  *TEMPAT SAMPAH ADALAH UNTUK MENARUH SAMPAH.*

Tapi "MEREKA TETAP AKAN MENYEBERANG DAN MEMBUANG SAMPAH SECARA SEMBARANGAN".

Sekolah semacam ini BIASANYA MENGAJARKAN "BANYAK SEKALI MATA PELAJARAN".

Tak jarang membuat para siswanya STRESS, PRESSURE & akhirnya MOGOK SEKOLAH.

"SEGALA MACAM DIAJARKAN" dan BANYAK HAL DIUJIKAN, "TETAPI TAK SATUPUN DARI SISWA YANG MENERAPKANNYA SETELAH UJIAN".

Ujiannya pun HANYA SEKEDAR TAHU, *'KNOWING'*.

Di negara kami, sistem pendidikan BENAR-BENAR DIARAHKAN UNTUK MENCETAK MANUSIA2 YANG " TIDAK HANYA *TAHU* apa yg benar tetapi *MAU* MELAKUKAN APA YANG BENAR SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPANNYA'.

Di negara kami, anak2 hanya diajarkan 3 mata pelajaran pokok:
1. *_Basic Science"
2. *_Basic Art_*
3.*_Social_*

Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus dan dibandingkan dgn kejadian nyata di seputar kehidupan mereka.

Mereka tidak hanya *TAHU,* mereka juga *MAU* menerapkan ilmu yg diketahui dlm keseharian hidupnya.

Anak2 ini jg TAHU PERSIS ALASAN MENGAPA MEREKA MAU atau TIDAK MAU MELAKUKAN SESUATU.

Cara ini mulai diajarkan pada anak sejak usia mereka masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yg kelak akan membentuk mereka menjadi mahluk *'BEING'*, yakni MANUSIA2 YANG MELAKUKAN APA YANG MEREKA TAHU BENAR."

Betapa sekolah begitu MEMEGANG PERAN YANG SANGAT PENTING BAGI PEMBENTUKAN PERILAKU & MENTAL ANAK2 BANGSA.

Tidak hanya sekadar berfungsi sebagai "LEMBAGA SERTIFIKASI" yg "HANYA MAMPU MEMBERI IJAZAH" kepada para anak bangsa.

KARAKTER, PERILAKU dan KEJUJURAN adalah landasan untuk membangun anak didik  yang LEBIH BERADAB DALAM BERPERILAKU.

BUKAN SEKEDAR ANGKA-ANGKA AKADEMIK seperti yang tertera di buku-buku raport sekolah ataupun Indeks Prestasi IPK..

KEJUJURAN dan ETIKA MORAL adalah PRIORITAS UTAMA, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian,  karena SETIAP ANAK TERLAHIR PINTAR dan pendidikan itu sendiri adalah perkembangan

Oleh sebab itu, Seyogyanya, kita TIDAK PERLU TERLALU RISAU jika seorang anak belum bisa calistung ( baca tulis hitung )   saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD sekalipun,

Tapi mestinya  harus peduli jika seorang anak TIDAK JUJUR dan BER ETIKA BURUK.

Pendidikan itu BUKAN PERSIAPAN UNTUK HIDUP,  karena PENDIDIKAN ADALAH KEHIDUPAN.. SEPANJANG HIDUP..

#CopasWaGroup

Kamis, 18 Januari 2018

ANIES-SANDI BIANG KEROK

ANIES - SANDI BIANG KEROK

Njirr, gue baca berita pagi ini. Rumah DP 0% diresmikan. Asli, lo tau gak rasanya? Itu udah kayak lo dateng ke sekolah pas ambil raport, dan lo jadi renking pertamanye, jipele.. jipele.. hehe. Gue spechless, gue liat tanggal ini baru bulan Januari 2018 coyyy, baru kerja 3 bulan apa yak kalo gak salah. Ntu Rumah fenomenal bener2 dibuat, gokil abisss.

Padahal gue baru salute, pas Bang Anies nolak Reklamasi, widiiiihhh.. ngeriii, Menteri palugada (apa lo mau gua ada, you know lah, hehe) udah ngomel2 sambil ngelus2 kumis baplangnye, eh malah ditambahin.. Bang Anies Kirim surat ke BPN, beughh.. makin kejet - kejet itu menteri palugada, ntu menteri mungkin kontak kepala BPN, kepala BPN nolak nurutin.. katanye kalo batalin harus ganti 500 milyar..  gue dengernya aj udah geder coy, 500 milyar.. itu tanah engkong gue berapa hektar buat lunasin.. eh, sekonyong - konyong lagi, Bang Anies dateng lagi die bilang, "Saya bayar 500 milyarnya!".. gue takbir coyy, Allahu Akbar.. ini wan abud Laki banget.. gue jadi inget pelem Batman, saat ditanya "Mr. Wayne, bagaimana anda membayar hutang2 ke Bank karena anda sangat sering donasikan harta anda?".. si Wayne nyegir tipis "Ok.. kebetulan saya gak punya utang di bank.. tapi, kalau ada.. cara saya melunasinya.. saya akan beli Bank nya!".. whoooah.. standing applause.. Saya akan bayar 500 Milyarnya.. gokil coyyy.. dimane coba, gubernur di dunia ini yang sesongong itu sama kapitalis.. hehe.

Ini lagi juga si Bang Sandi.. si Robin.. die bikin langkah yang ngerusak harga pasarannya.. pasaran kolam cebong tapinya, haha.. lagi rame aset - aset negara di jualin ke Timur Asia dan antek - anteknya.. eh, Bang Sandi malah undang investor - investor dari Timur tengah.. wuiih, aroma kebulinya udeh nyengat banget neh di idung pas acara jamuan gala dinner nye.. soalnya kalo undang investor dari Timur Asia pan palingan jamuannye emie.. mie Samyang.  Micin.. micin.. haha. Gak tanggung - tanggung Bang Sandi targetin dapet 1000 Trilyun dari investor Timur tengah ini. Udah gitu die pidato dihadapan buruh.. di hadapan gue yang juga buruh.  para buruh yang kismin dan sering jadi objek penderita di pemilu2 dan pilkada2.  Di awal tahun.. dia pidato yang isi pidatonya singkat tapi bikin kenyang dan tentram buruh untuk setahun.. "Baik, ehem.. untuk kesejahteraan buruh kami akan intervensi kebijakan.. kami akan gratiskan seluruh Bus transjakarta (whoaaah.. gue tepuk tangan).. Daging 35.000 sekilo (wiiiihhh.. istri gue tepuk tangan).. daging ayam 6000/Kg (hiiii.. anak gue tepuk tangan, sambil nyanyu ipin upin ayam goreng).. Telur 12.500/Kg (Pekok.. pekok.. pekok.. oh ayam petelur pada Marah, mereka di anggap murahan, haha.. just kid)

Biang Kerok bener - bener ini Duo Arab - Gorontalo. Di saat lagi impor beras, die buat komitmen sama petani beras sulsel dan jabar. Saat aset - aset di jualin, die minta balikin duit RS Sumber waras. Saat LGBT didukung bahkan sama menteri Agama, die tutup Alexis. Saat Jalanan di bersihin dari kendaraan orang kismin bin kere yakni motor (hehe), die cabut perda larangan motor di jalan protokol, udah gitu Becak pake lo angkat - angkat lagi, hehe. Terakhir Saat semua pejabat dan petugas partai Kiblatnya ke Timur Asia, die arahin Kiblatnya ke Timur tengah, soalnya emang kiblat orang muslim itu di timur tengah, Ka'bah, hehe.

Maunya apa sih lo berdua? Mau jadi gubernur kedua kalinya? Kan pilkadanya masih lama lagi, hehe.. Biang kerok banget sih Lo berdua udah kayak salah asuh gitu, haha. Nih, gue ajarin nih kalo mau sukses jadi pokitikus jaman now pertama lo harus songong-kasar-jorok whateverlah makin songong makin kotak - kotak. Kedua lo harus Toleran-Bhineka Tunggal Ika-NKRI harga mati misalnya lo tato badan lo gede - gede burung garuda, trus cat rumah lo hanya ada 2 warna yakni merah dan putih serta jangan lupa lukis Materai 6.000, haha biar gak di cap intoleran..  dan Ketiga.. ini yang paling penting, lo harus biasa pake sendal jepit dan kaos kalo ke acara2 resmi.. dan pastikan juru photo, wartawan ampe paparazzi ikutin lo.. kalo kagak,  kalah banyak dong lo, haha.

Terakhir, gue cuma mau pesen kepada Bang Anies dan Bang Sandi. Kalo emang cara ente berdua begitu, gue doain.. lanjutin dah bang yak. Gak apa - apa dikatain Biang kerok juga. Soalnya dedemit (setan) juga suka ngatain Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dulu, apa kata dedemit bentuk manusia jaman dulu kepada Rasulullah, Beliau dibilang orang gila, penyihir, orang buta huruf yang cari sensasi, apa aja dikatain. Tapi tenang aja Bang, Kalo orang berbuat bener trus dikata - katain itu udah Sunnatullah.. yang kang ngata - ngatain juga udah Sunnatullah.. Sunnatullah di Adzab.. hehe. Dan buat para pendukungnya yang 56%, kite jagain nih abang - abang kite, sambil kita doain yang 44% cepet move on, dan tobat nasuha, terima kenyataan, Anies - Sandie menang.. dan tidak ada kerusuhan sebagaimana video mereka menjelang hari pencoblosan dulu.. bahwa mereka juga harus disadarkan dan di ajak pindah dari Kolamnya yang sudah kotor, pekat dan penat.. sadari mereka bahwa mereka ini manusia seutuhnya, bukan pangeran cebong dari Timur Asia, haha. So, Maju Kotanya Bahagia Warganya, aamiin

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.

-Surat Al-Mujadilah, Ayat 22

Warga DKI yang tinggal di Bekasi, 18 Januari 2018

**copas

CAGUB ANEH BERNAMA SUDRAJAT

Copas dari Balkie Al Fikri

CAGUB ANEH BERNAMA SUDRAJAT

*Tb Ardi Januar*

Sejak Partai Gerindra mencalonkan nama Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat, saya belum pernah sekali pun bertatap wajah dengannya. Tak pernah tahu kepribadiannya, apalagi isi kepalanya. Pria yang akrab disapa Kang Ajat ini hanya muncul dengan segambreng rekam jejak dan prestasi.

Kemarin menjadi hari yang spesial. Kang Ajat yang sedang berada di Jakarta mengajak bertemu sambil ngopi di suatu tempat. Sebuah kehormatan mendapat undangan khusus dari calon gubernur Jawa Barat.

Saat tiba di lokasi, ternyata Kang Ajat sudah lebih dulu berada di sana. Ciri khas prajurit disiplin yang tepat waktu. Dia sedang menyantap makanan berdua dengan istrinya. Tidak ada barisan ajudan atau rombongan tim sukses. Kang Ajat nampak sedang menikmati quality time bersama partner hidupnya.

"Hallo apa kabar? Silakan pesan makan atau ngopi. Saya selesaikan makan dulu. Silakan puas-puasin dulu merokok biar nanti pas kita ngobrol tak ada asap rokok," sambut Kang Ajat dengan ramah. Ternyata dia lelaki yang tidak terlalu suka dengan rokok.

Selang sekitar lima menit Kang Ajat datang menghampiri. Wajahnya tampak segar. Fisiknya pun terlihat bugar. Tak ada raut wajah kusut atau beban dari seseorang yang tengah berkompetisi di alam demokrasi.

Dia begitu fresh. Bila sebelumnya saya hanya melihat gambar dia berkostum khas Partai Gerindra, kali ini dia berdandan begitu santai dan elegan. Macam bapak-bapak gaul gitu.

"Biasanya cagub sibuk dan susah ditemui. Akang kok santai banget?" pertanyaan saya membuka obrolan.

Dia langsung merespons dengan tawa. "Saya ini tidak ada beban. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Jawa Barat. Soal menang atau kalah kan sudah menjadi takdir Tuhan. Kita jalani saja proses dan ikhtiarnya dengan happy," kata dia.

Jujur, saya belum pernah menemukan cagub sesantai dia saat musim "perang" tiba. Sejumlah pesaingnya di Jawa Barat saat ini tengah sibuk dan massif melakukan sosialisasi. Para pesaing gencar melakukan safari kesana-kemari, hingga wara-wiri ke studio televisi.

Deddy Mizwar yang sebelumnya lebih sering muncul di iklan sosis dan sinetron bulan puasa, kini terlihat lebih sibuk bila dilihat dari fanpage Facebook miliknya. Padat sekali kegiatan dia. Status incumbent dan branding Nagabonar mungkin dirasa belum aman untuk merebut simpati warga Jawa Barat.

Tb Hassanudin dan Anton Charlian pun belakangan juga menjadi artis di sosmed. Terutama saat foto mereka sedang sholat berjamaah menjadi viral di dunia maya. Netizen riuh meributkan Anton selaku ma'mum yang salah posisi.

Bahkan seorang Ridwan Kamil yang dikenal netizen sebagai walikota sosmed pun harus berbagi tugas dengan admin dalam mengelola akun. Emil beralasan ini dilakukan karena sibuk menjalani agenda Pilgub. Meski namanya berada di urutan teratas versi survei milik Ade Armando, Emil tetap berburu suara dan menjaga citra.

Sementara pemandangan 180 derajat ada pada sosok Sudrajat. Dia menjalani sosialisasi dengan santai, rileks, tanpa mengundang sensasi dan kegaduhan. Bagi saya, dia seorang calon gubernur yang aneh dan anti mainstream.

Kang Ajat mengaku sedang fokus mengkaji sederet persoalan Jawa Barat dari hulu ke hilir. Kang Ajat sedang meramu solusi untuk Tanah Pasundan dari A sampai Z. Dia mengajarkan gaya kompetisi yang beda dari sebelumnya. Dia lebih mengedepankan kualitas ketimbang menabung popularitas.

Kang Ajat berbicara konsep pemerintahan dengan modal pendidikan ilmu public policy dari Harvard University. Kampus yang menjadi kiblat dalam hal tata kelola pemerintahan sipil di dunia.

Kang Ajat bercerita tentang konsep ekonomi dan cara menyejahterakan rakyat dengan bekal mantan diplomat di Tiongkok dan pebisnis profesional. Kang Ajat juga berbicara soal keamanan dan kestabilan teritorial dengan bekal sebagai prajurit tentara yang pernah menjadi atase pertahanan di London dan Washington.

Kesimpulan dari pembicaraan, Kang Ajat bukanlah orang sembarangan. Dia orang yang begitu cerdas dan berpengalaman. Dia benar-benar mutiara terpendam yang muncul ke permukaan. Di balik diamnya, tersimpan banyak ilmu pengetahuan. Saya heran, kenapa bukan dari dulu dia mencalonkan.

Hampir tiga jam kami berbincang. Saya seperti mahasiswa yang mendapat beasiswa menikmati kuliah privat dari seorang ahli. Melihat sosok Kang Ajat, saya melihat optimisme perubahan di Jawa Barat. Dia beneran orang hebat.

Soal sederet konsep yang dia sampaikan tak akan saya paparkan dalam tulisan. Ini bagian dari strategi pemenangan dan rahasia perusahaan. Biar Kang Ajat pada saatnya akan menyampaikan. Yang jelas, konsep dia membangun kampung halaman begitu brilian. Kang Ajat sangat layak untuk diperjuangkan.

Ini catatan pembuka saya tentang pertemuan perdana dan ngopi santai bareng Kang Ajat. Di catatan selanjutnya, saya akan menulis tentang "PRABOWO, SUDRAJAT DAN MAHAR POLITIK".

Terima kasih.

*Jangan lupa ngopi biar tetap woles 😁☕#Copas

Jumat, 12 Januari 2018

LISAN IBU

Copas: 🍀(dina-hari mahdi)🍀

           *LISAN IBU*

Ketika seorang wanita sudah menjadi IBU, maka Alloh akan menganugerahkan kepadanya satu senjata yang sangat ampuh di muka bumi..

Tahukah apa itu?
Itu adalah Lisannya..

Lisannya akan menjadi berat timbangannya..
Lisannya akan menjadi pembuka pintu-pintu langit..
Ucapannya akan diijabah.. Doanya akan melesat tanpa penghalang..

Doa ibu akan mampu menjadi penghancur kesulitan bagi anak keturunannya..
Dan mengeluhnya seorang ibu akan menjadi pemberat langkah setiap anggota keluarganya, termasuk bagi suaminya..

Maka pantang bagi seorang ibu untuk mengeluh, karena keluhannya pun akan menjadi kenyataan, sebagaimana harapan dan doanya pun akan menjadi kenyataan..
Ucapan buruknya akan menjadi kendala bagi dirinya dan keluarganya..

Lisan seorang ibu layaknya mukjizat para nabi.. atau Karomah para kyai..

Maka berhati-hatilah wahai para ibu ketika Anda menggunakan senjata terampuh ini..

Gunakan untuk bermunajat meminta kepada Alloh agar suamimu dimudahkan dalam mencari nafkah.. Jangan mengeluhkan tentang dirinya. Itu justru akan semakin memberatkan..

Gunakan untuk bermunajat meminta kemudahan dan kesalehan atas anak-anakmu,, jangan mengeluhkannya. Karena itu akan menjadi benar adanya..
--------
           Subhanallah #Copas

Kamis, 11 Januari 2018

BATALKAN REKLAMASI : Blunder Terbesar Anies-Sandi

Oleh : Hersubeno Arief

Seperti sudah diduga, pasangan Anies-Sandi membuat “blunder” lagi. Kali ini “blundernya,” sudah tidak ketulungan. Melalui surat tertanggal 29 Desember 2017 Pemprov DKI Jakarta meminta Badan Pertanahan Nasional (BPN) membatalkan sertifikat untuk tiga pulau reklamasi.

Implikasi dari surat Anies tersebut tidak main-main. Pemprov harus mengembalikan dana bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dari pengembang untuk Pulau C, D dan G sebesar Rp 483 miliar.

"Berapapun yang menjadi konsekuensi itu tentunya kami siap hadapi. Dan sebagai pemerintah, negara kami tidak boleh kalah dengan pengembang," kata Sandi.

Tahukah Anies-Sandi berapa besar kerugian yang akan timbul akibat pembatalan sertifikat tersebut, dan tahukah mereka sedang berhadapan dengan siapa?

Angka Rp 483 miliar tadi hanyalah angka resmi. Berapa ratus miliar, atau bahkan berapa triliun dana-dana tidak resmi yang telah dikeluarkan oleh pengembang.

Sudah menjadi rahasia umum, setiap proyek yang memerlukan perizinan dari pemerintah membutuhkan dana di bawah meja _(under table cost)_ yang sangat besar. Apalagi untuk proyek-proyek besar yang memerlukan izin dari pemerintah daerah, sampai pemerintah pusat.

Untuk proyek dengan nilai ratusan triliun seperti reklamasi Pantai Utara Jakarta, dana di bawah meja yang diperlukan tentulah sangat besar. Apalagi proyek tersebut ditentang oleh para nelayan dan para pegiat lingkungan, termasuk alumni puluhan perguruan tinggi di Indonesia.

Dana besar diperlukan, mulai dari pengamanan perizinan pemerintah, persetujuan DPRD, penggalangan publik opini berupa dukungan dari sejumlah LSM dan pemberitaan di media. Yang sudah terungkap dalam kasus ini adalah suap yang diberikan oleh Presiden Direktur PT Agung Podomoro Ariesman Widjaya untuk pembahasan Raperda. PT Agung Podomoro adalah salah satu pengembang di proyek reklamasi.

Bambang Widjajanto yang saat itu menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantatasan Korupsi (KPK) menyebut kasus suap Sanusi sebagai _well organized crime_. Artinya kasus Sanusi itu hanya bagian kecil dari sebuah kejahatan besar. Sudah tahu bahwa itu sebuah kejahatan yang teroganisir, kok masih juga dilawan?

Ini namanya Anies-Sandi mencari gara-gara. Apa Bambang Wijayanto yang kini ditunjuk menjadi Ketua Komite Pencegahan Korupsi (KPK) Ibukota tidak memberi tahu Anies-Sandi dengan siapa mereka berhadapan?

Apakah mereka tidak tahu bahwa para pengembang besar ini bila dihambat apalagi digagalkan keinginannya, bisa menggerakkan tangan-tangan kekuasaan yang tidak terlihat?

Apakah Anies-Sandi tidak ingat bahwa Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan berani pasang badan, agar proyek ini jalan terus. Luhut juga sampai menantang ada data, dengan para penentang reklamasi.

Apakah Anies-Sandi tidak tahu, tidak ingat, atau barangkali lupa bahwa sertifikat pengelolaan Pulau C dan D langsung diserahkan oleh Presiden Jokowi kepada Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat? Penyerahan dilakukan kurang dari dua bulan sebelum Anies-Sandi dilantik.

Apa artinya semua itu? Proyek ini harus terus jalan. Tidak boleh ada yang menentang, apalagi menghambat. Termasuk Anies-Sandi.

Untuk apa “hanya” gara-gara membela segelintir nelayan dan para pegiat lingkungan yang kurang kerjaan, Anies-Sandi harus berhadapan dengan para pengembang besar, bahkan termasuk para penguasa di pusat kekuasaan?

Risikonya terlalu besar. Apa sudah dihitung kalkulasi politiknya. Benar bahwa pembatalan reklamasi adalah salah satu janji kampanye Anies-Sandi. Tapi toh kita semua juga memahami, janji kampanye dibuat untuk tidak dilaksanakan. Sedikit rileks lah. Jangan terlalu kaku.

Ini merupakan “blunder” Anies-Sandi terbesar yang pernah dilakukan selama empat bulan menjabat sebagai Gubernur/Wakil Gubernur DKI. Entah “blunder” apalagi yang akan mereka lakukan?

Barangkali inilah yang disebut oleh Anies bahwa “nyali itu beda dengan nyaring.” Tanpa banyak bicara, atau berteriak kasar, memaki kanan kiri, namun tindakannya membuat banyak orang bisa terkena serangan jantung, alias kejang-kejang.

*Tidak mengagetkan*

Pembatalan sertifikat Pulau Reklamasi itu bila kita mencermati berbagai kebijakan Anis-Sandi tidaklah terlalu mengagetkan. Banyak “blunder” lain yang telah dilakukan mereka.

*Blunder pertama*, hanya sehari setelah dilantik pasangan ini membatalkan izin Hotel Alexis. Tempat hiburan yang pernah disebut oleh Ahok sebagai surga dunia itu, tanpa ampun langsung tutup. Padahal Ahok yang jagoan pun tidak berani melakukannya.

Sebagai sebuah tempat hiburan yang menyediakan “bidadari” dari dalam dan luar negeri, termasuk dari sejumlah negara Eropa Timur, Alexis menjadi sumber pendapatan tidak resmi sejumlah kalangan. Mulai dari preman, organisasi kepemudaan, sampai para penegak hukum. Seorang jenderal disebut-sebut menjadi backing Alexis.

Dengan senyum dikulum Anies mengumumkan penutupan Alexis. Kok tega benar Anies mengganggu kesenangan banyak orang?

Pengacara eksentrik Hotman Paris menyebutkan sebagian besar pejabat daerah yang berkunjung ke Jakarta menghabiskan uang perjalanan dinas di Alexis. Kemana mereka harus menghibur diri setelah lelah menjalankan dinas di Jakarta? Kemana mereka harus menghilangkan suntuknya, karena jauh dari istri dan keluarga?

*Blunder kedua*, pembatalan pembelian lahan RS Sumber Waras. Berdasarkan temuan BPK, pembelian lahan oleh Pemprov DKI di era Ahok itu merugikan negara sebesar Rp 191 miliar. Sandi menuntut RS Sumber Waras untuk mengembalikan dana tersebut. Ketika ditolak, Sandi akhirnya mengambil jalan keras dengan membatalkan pembelian lahan tersebut. Dengan pembatalan tersebut berarti RS Sumber Waras harus mengembalikan dana pembelian sebesar Rp 800 miliar.

Kasus RS Sumber Waras ini sempat menyeret Ahok dan istrinya Veronica Tan. Namun secara ajaib KPK menolak menangani kasus tersebut dengan alasan tidak ada unsur pidananya.

Kalau KPK yang berani menangkap orang sekelas Setya Novanto, tapi tidak berani menangani kasus RS Sumber Waras, pasti kasus ini ada apa-apanya. Jadi Sandi harusnya super hati-hati dalam menanganinya.

*Blunder ketiga*, membentuk Komite Pencegahan Korupsi (KPK) Ibukota. Pembentukan komite ini hanya membuat Anies-Sandi dimusuhi banyak pihak, terutama mereka yang selama ini leluasa memainkan anggaran dan proyek APBD.

Masih banyak “blunder-blunder” kebijakan lain Anies-Sandi termasuk soal pembelaannya terhadap pedagang kali lima (PKL) di Tanah Abang dan pencabutan larangan pengendara sepeda motor di kawasan jalan Sudirman dan M.H. Thamrin.

Dua kebijakan itu semakin menunjukkan Anies-Sandi lebih berpihak kepada rakyat kelas bawah, ketimbang kelompok kelas menengah ke atas yang terganggu kenikmatannya.

Baru beberapa bulan menjabat Anies-Sandi sudah membuat berbagai kebijakan yang “mengecewakan,” apalagi bila dibiarkan sampai lima tahun.

Khusus untuk Anies, dosa terbesarnya adalah mengecewakan para pengamat. Sejak awal mereka telah membuat _framing_ bahwa Anies tidak akan mampu mengurus Jakarta. Anies bukan figur yang tegas dan berani seperti Ahok.

Kesalahan ini sangat sulit dimaafkan. End

10/1/18#Copas