iklan

Kamis, 17 Maret 2011

Teroris yang Berhasil Meneror Banyak Orang

Editor: Hertanto Soebijoto
Jumat, 18 Maret 2011 | 08:40 WIB

TRIBUN NEWS/HERUDINim Gegana Brimob Polda Metro Jaya mengamankan paket yang diduga bom dari Komplek Kantor Berita 68H, Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2011).



TERKAIT:

Polisi Duga Pelaku Lebih dari Empat
Polri Sempurnakan Sketsa Kurir Bom
Johnson: Bom Buku Bentuk Baru Terorisme
BLH Pastikan Paket ke KBR 68H Bukan Bom




JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi yang tidak berkepentingan di lokasi ini, termasuk wartawan dan polisi, silakan mundur menjauh dari paket itu.

Seorang personel Gegana Polda Metro Jaya menyerukan itu begitu tiba di Kantor KBR 68H, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2011).

Tim penjinak bahan peledak (jihandak) yang tiba sekitar pukul 15.00 itu hendak memeriksa paket yang diterima kantor tersebut yang dicurigai sebagai bom, seperti yang diterima Selasa lalu dan mencederai tiga aparat polisi dan petugas satpam setempat.

”Kami tidak terlalu mencurigai paket itu. Namun, karena alat pendeteksinya berbunyi, kami khawatir juga,” ujar Ade Wahyudi, Juru Bicara KBR 68H.

Paket buku itu dikirimkan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. Paket itu ditujukan kepada Danang, anggota staf KBR 68H.

Dengan ekstra hati-hati, personel Gegana berbaju khusus itu memeriksa paket menggunakan alat yang berbentuk mirip kamera. Pemeriksaan dilakukan dua kali, sekitar 30 menit.

Setelah dibungkus, paket itu kemudian dibawa dan diletakkan di dalam semacam tong berukuran besar yang ada di bagian pintu belakang mobil tim Gegana.

Dari hasil pemeriksaan tim Gegana, akhirnya pada sekitar pukul 17.00, seluruh karyawan KBR 68H pun lega. Mereka mendapat kepastian dari pihak kepolisian bahwa paket itu ternyata benar-benar berisi buku.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Anak Agung Gede Alit Sastrawan yang mengirimkan paket itu ke KBR 68H pun benar-benar lega.

Begitu dihubungi kepolisian dari Bali dan pihak Badan Intelijen Nasional, Sastrawan mengaku benar-benar terkejut kalau paket mereka dicurigai macam-macam.

Paket yang mereka kirimkan kepada KBR 68H itu berisi dokumen-dokumen penanganan lingkungan hidup di kabupaten dan kota di Bali; yang merupakan rangkaian Indonesian Green Radio Awards (IGRA) yang diselenggarakan KBR 68H.

”Saya tahu kejadian pada Selasa lalu, kebetulan tempat kejadiannya dan alamat yang kami kirimi juga sama. Tidak mungkinlah kami mengirim paket yang aneh-aneh,” ujarnya sambil tertawa lega.

Teror banyak orang

Bom buku tersebut memang berhasil meneror banyak orang dan memaksa untuk lebih waspada dan curiga, terlebih perusahaan jasa pengiriman paket.

”Setelah mendengar kabar tentang dugaan bom di Utan Kayu, kami segera memakai metal detectoruntuk mengecek paket nondokumen yang diterima di kantor pusat Tiki, serta di kantor operasional,” ucap Marketing Manager Tiki, Ester Wiraseputra.

Sebelum marak kasus kiriman bom buku, Tiki sudah menerapkan pengecekan paket nondokumen yang akan dikirimkan dengan membuka paket di depan pengirim. Namun, pengamanan ekstra kini dilakukan setelah kabar bom buku yang dikirim kurir makin merebak.

PT Pos Indonesia pun langsung meningkatkan koordinasi dengan kepolisian. Terlebih, menurut Humas dan Protokol PT Pos Indonesia Divisi Regional IV Atjep Djuanda, pihaknya pernah mendapati pengiriman paket berupa narkotika.

”Apabila ada paket mencurigakan, segera kami laporkan ke polisi,” ujar Atjep.

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) memperkirakan kurir yang digunakan untuk mengirimkan bom buku di empat tempat di Jakarta bukan dilakukan kurir perusahaan.

”Bisa saja pengiriman dilakukan oleh perorangan yang mengantarkan barang ke tempat tujuan. Itu disebut kurir juga. Kalau kurir dari perusahaan jasa pengiriman, seharusnya ada tanda terima,” ujar Direktur Eksekutif Asperindo, Syarifuddin.

Setelah ledakan bom di Utan Kayu, Asperindo langsung mengirimkan surat imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan kepada 158 perusahaan jasa pengiriman di Jakarta yang bernaung di bawah Asperindo dan DPW Asperindo di seluruh Indonesia. Pengirim paket yang bukan pelanggan reguler diharapkan menyertakan fotokopi kartu identitas.

Syarifuddin berharap polisi membekali perusahaan jasa pengiriman untuk mengurangi risiko karena di Jakarta saja jumlahnya lebih dari 100.000 orang.

Musisi Ahmad Dhani yang juga dikejutkan karena mendapatkan kiriman bom buku menyarankan para penerima paket untuk memotret para kurir yang mengirimkan paket ke rumah.

Aksi teror ini benar-benar berhasil meneror banyak orang dan perlu dilawan bersama-sama.(NUT/ART/NEL/COK)
sumber : kompasnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar