Kenapa Ayah Tidak Shalat Subuh..?!
oleh Strawberry pada 19 April 2012 pukul 5:07 ·
Bismillahirahmanirahim
Seorang bocah duduk di kelas tiga sekolah dasar. Di salah satu mata pelajaran, sang guru berbicara tentang shalat subuh. Dia berbicara dengan gaya bahasa yang menyentuh hati anak-anak didiknya. Dia juga berbicara tentang keutamaan dan pentingnya shalat subuh.
Bocah kecil ini mendengarkannya dan tersentuh dengan pembicaraan sang guru. Bocah ini tidak pernah shalat subuh, begitu juga keluarganya.
Saat pulang ke rumah, dia berpikir bagaimana caranya dia bangun untuk shalat besok harinya. Dia tidak menemukan jalan keluar kecuali begadang sepanjang malam sampai azan shalat berkumandang. Dia benar-benar melaksanakan idenya dan saat mendengar azan, dia segera bertolak untuk menunaikan shalat, namun muncul masalah. Masjid jauh dan dia tidak bisa pergi sendirian. Lalu sang bocah menangis dan duduk di belakang pintu.
Tiba-tiba dia mendengar bunyi sepatu di jalan. Dia membuka pintu dan segera keluar. Ternyata seorang tua sedang berjalan menuju masjid. Sang bocah memandang kakek tua itu, dia mengenalnya. Dia adalah kakek temannya, Ahmad, anak tetangga. Dengan tenang dan sembunyi-sembunyi, sang bocah membuntuti sang kakek sehingga sang kakek tidak merasakan kehadirannya dan memberitahu keluarganya. Dia takut kena hukuman oleh keluarganya.
Kondisinya terus seperti ini, tapi umur manusia terbatas, Kakek Ahmad meninggal. Ketika sang bocah mengetahuinya, dia bingung dan menangis keras. Kedua orang tuanya merasa heran melihat tangis sang anak.“Nak, kenapa kamu menangisinya seperti ini? Dia tidak seusia denganmu untuk kamu ajak bermain dan dia juga bukan kerabatmu sehingga kamu merasa kehilangan,” tanya sang ayah.
Sang bocah menatap ayahnya dengan mata berlinang dan tatapan sedih, “Aku kehilangan dia bukan karena itu. Juga bukan karena seperti yang Ayah katakan,” jawab sang bocah.Sang ayah semakin merasa heran, “Terus karena apa?”“Karena shalat.”
Kemudian sang bocah melanjutkan bicaranya sambil menelan air matanya, “Ayah, kenapa kamu tidak shalat subuh? Kenapa kamu tidak seperti kakek itu dan orang-orang yang aku lihat.”“Di mana kamu melihat mereka?” Tanya sang ayah.“Di masjid.”“Bagaimana mungkin?” Tanya sang ayah heran.
Lalu sang bocah menceritakan kisahnya kepada sang ayah. Sang ayah pun tersentuh dengan cerita anaknya. Kulitnya bergetar dan air matanya hampir tumpah. Lalu dia memeluk anaknya.Sejak saat itu, dia tidak pernah meninggalkan satu shalat pun di masjid.Selamat untuk sang ayah, selamat untuk sang bocah, dan selamat untuk sang guru.
“Masjidnya jauh…!”, Demikian alasan banyak orang ketika ditanya: “Kok sampeyan tidak shalat berjamaah di masjid, Mas?”. Termasuk anda juga, bukan? Semoga tidak…
Coba ukur baik-baik, berapa meter jarak masjid anda? Kemudian, ukurlah jarak kantor anda dari rumah…
Wow! Ternyata jarak masjid hanya 700 meter (0,7 Km), nggak nyampe satu kilo… Sedangkan jarak kantornya sampai 70 Km (100 x lipat!) plus macet, macet dan macet! Hm….. :)
Mengapa 0,7 Km dianggap jauh? Padahal yang 70 Km plus macceeet, tiap hari OK-OK saja!? Mengapa untuk “Upah yang kecil” kita rela berpayah-payah berusaha menempuh jarak puluhan kilo, tapi untuk “Surga yang agung” yang jaraknya nggak nyampe satu kilo, kita enggan mengusahakannya?
Ya Allah, berilah ampunan pada hamba yang dhalim ini….
“Shalatnya seorang pria berjamaah pahalanya 25 derajat dibanding sendirian di rumah atau di pasar, yang demikian itu karena jika ia berwudhu dengan sempurna kemudian ia keluar rumah dengan satu tujuan shalat berjamaah di masjid, maka setiap langkahnya mengangkat satu derajat dan diampuni satu dosanya, dan selama ia di majelis shalat tanpa hadats didoakan para malaikat, “Ya Allah, ampunilah ia dan rahmatilah ia”, dan dianggap mengerjakan shalat sepanjang menunggu waktu shalat” (HR Bukhari Muslim).
Itulah agungnya fadilah shalat berjamaah di masjid. Pahalanya dilipatgandakan, dapat meningkatkan derajat, mendapatkan ampunan, didoakan para malaikat dan pahala menunggu iqamat.
Berdasarkan dalil2 yg shohih, dapat disimpulkan:
1. Barang siapa yang sholat 'isya berjamaah (di masjid bersama imam),maka ia seperti sholat separuh malam.
2. lalu ia sholat subuh berjamaah (di masjid bersa...ma imam pula),maka ia seperti sholat sepanjang malam.
3. Keutamaan ini berlaku bagi lelaki,
4. Bagi wanita, ia mendapatkan keutamaan yang LEBIH BESAR dari ini seandainya ia sholat di rumah,
5. Namun jika wanita ingin sholat di masjid,maka suami tak boleh melarangnya.hanya saja yang lebih utama bagi wanita adalah sholat di rumah masing-masing..inilah salah satu bentuk peng-istimewa-an bagi wanita...
Wallahua'lam..Semoga bermanfaat...
Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Sumber : KembangAnggrek2.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar