Tidak semua perilaku anak sesuai kemauan orang tua, bahkan bisa membuat orang tua marah. Tapi ingatlah untuk berhati-hati marah pada anak.
Marah pada anak itu seperti api. Ketika kecil, marah bisa bermanfaat. Bayangkan di malam gelap, api yang kecil bisa menjadi petunjuk dan penerang jalan. Ketika malam dingin, api unggun bisa menjadi penghangat. Bahkan api yang besar pun bermanfaat untuk membakar sampah yang telah tidak berguna.
Begitu pula dengan marah pada anak. Ketika kecil, marah bisa menyadari seseorang akan kesalahannya. Marah bisa membuat orang merasa diperhatikan oleh orang lain. Bahkan marah yang cukup besar bisa membuat orang bertekad melakukan perubahan mendasar pada dirinya.
Tapi sebagaimana api, ketika marah pada anak berkobar tanpa kendali, seperti api yang menyala, menjalar, membakar apa saja yang ada dihadapannya. Seperti api kebakaran, tidak peduli apakah bermanfaat atau tidak semuanya dibakar habis hingga menjadi abu. Api kebakaran tidak peduli apakah ada barang berharga, apakah ada manusia dalam sebuah rumah semuanya dilumat.
Begitu pula sikap marah ayah ibu pada anak. Ketika kecil, api membantu anak menyadari kesalahannya. Tapi ketika marah lepas kendali, semuanya dilumat termasuk kebaikan anak. Marah pada anak boleh, tapi marahlah dengan cara yang bijak.
Ayah ibu, lapangkan dada seluas-luasnya, besarkan hati sebesar-besarnya buat anak tercinta. Ketika marah pada anak, tariklah nafas sejenak. Percaya dan terus berjuang terus meyakini bahwa anak kita pada dasarnya adalah anak baik. Bila marah telah tak terkendali, hanya ada sesal di kemudian hari. Semoga kita dijadikan sebagai orang tua yang sabar menghadapi anak-anak kita tercinta.
Buah Hatiku Berbagi ilmu parenting islami, motivasi dan inspirasi keluarga Muslim Semoga ada hal yang bermanfaat yang terdapat di dalamnya
Suka · · Bagikan ·
Sumber : Buah Hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar