PORTAL ISLAM / noreply@blogger.com
"TOLERANSI SESUKAMU"
(Oleh: Ustadz Felix Siauw)
Aturan agamaku haruskan Muslim DIPIMPIN oleh Muslim juga, itu kau tuduh intoleransi, katamu itu tafsir yang salah, sementara kau sendiri berlagak jadi ahli tafsir padahal agamamu bukan agamaku.
Giliran engkau merayakan keyakinanmu bahwa TUHAN LAHIR pada satu hari, kami yang membiarkan engkau merayakan sesukamu, engkau katakan tidak cukup, bagimu toleransi harus ikut-ikutan.
Al-Qur'an memberitahu kami pembeda manusia adalah iman, maka yang tidak beriman adalah KAFIR, sekali lagi itu kau anggap sebagai intoleransi. Kau merasa keberatan atas istilah agama orang.
Tak cukup itu, engkau ingin mengobok-obok agama orang lain, mengatur-atur sesukamu, istilah kafir tidak boleh dipakai katamu, kalau sudah begitu baru toleran, engkau selalu mau MENANG SENDIRI.
Jadi toleransi adalah bila ikut aturanmu, sedangkan bila bertentangan dengan aturanmu maka itu intoleran. Dan sudah pasti akan dilabeli tambahannya, radikal, anti-Pancasila, Anti-NKRI.
Bila Muslim yang melakukan itu namanya PERSEKUSI, harus ditindak tegas. Bila yang melakukan mereka, itu namanya aksi bela negara, pokoknya kalau sudah pakai nama NKRI, hukum miliknya.
Bila Muslim bertahan pada aturan agamanya maka itu intoleransi, tapi bila mereka seenaknya menentukan aturan, itu dianggap melindungi keberagaman, yang penting teriak dulu NKRI harga mati.
Begitu jadinya, protes atas kaum Nabi Luth, juga masuk intoleransi. Toleransi adalah bila engkau mau meninggalkan syariah Islam, meninggalkan keyakinan sebagai seorang Muslim.
Lha, bila itu semua diikuti, so pasti tak ada lagi BEDAnya kita dengan yang bukan Muslim. Kalau begitu untuk apa kita bersyahadat? Itu sebenarnya yang mereka inginkan, NEGARA TANPA AGAMA.
*dari fb Ustadz Felix Siauw (27/12/2017)
"TOLERANSI SESUKAMU"
(Oleh: Ustadz Felix Siauw)
Aturan agamaku haruskan Muslim DIPIMPIN oleh Muslim juga, itu kau tuduh intoleransi, katamu itu tafsir yang salah, sementara kau sendiri berlagak jadi ahli tafsir padahal agamamu bukan agamaku.
Giliran engkau merayakan keyakinanmu bahwa TUHAN LAHIR pada satu hari, kami yang membiarkan engkau merayakan sesukamu, engkau katakan tidak cukup, bagimu toleransi harus ikut-ikutan.
Al-Qur'an memberitahu kami pembeda manusia adalah iman, maka yang tidak beriman adalah KAFIR, sekali lagi itu kau anggap sebagai intoleransi. Kau merasa keberatan atas istilah agama orang.
Tak cukup itu, engkau ingin mengobok-obok agama orang lain, mengatur-atur sesukamu, istilah kafir tidak boleh dipakai katamu, kalau sudah begitu baru toleran, engkau selalu mau MENANG SENDIRI.
Jadi toleransi adalah bila ikut aturanmu, sedangkan bila bertentangan dengan aturanmu maka itu intoleran. Dan sudah pasti akan dilabeli tambahannya, radikal, anti-Pancasila, Anti-NKRI.
Bila Muslim yang melakukan itu namanya PERSEKUSI, harus ditindak tegas. Bila yang melakukan mereka, itu namanya aksi bela negara, pokoknya kalau sudah pakai nama NKRI, hukum miliknya.
Bila Muslim bertahan pada aturan agamanya maka itu intoleransi, tapi bila mereka seenaknya menentukan aturan, itu dianggap melindungi keberagaman, yang penting teriak dulu NKRI harga mati.
Begitu jadinya, protes atas kaum Nabi Luth, juga masuk intoleransi. Toleransi adalah bila engkau mau meninggalkan syariah Islam, meninggalkan keyakinan sebagai seorang Muslim.
Lha, bila itu semua diikuti, so pasti tak ada lagi BEDAnya kita dengan yang bukan Muslim. Kalau begitu untuk apa kita bersyahadat? Itu sebenarnya yang mereka inginkan, NEGARA TANPA AGAMA.
*dari fb Ustadz Felix Siauw (27/12/2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar