Copas dari Balkie Al Fikri
CAGUB ANEH BERNAMA SUDRAJAT
*Tb Ardi Januar*
Sejak Partai Gerindra mencalonkan nama Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat, saya belum pernah sekali pun bertatap wajah dengannya. Tak pernah tahu kepribadiannya, apalagi isi kepalanya. Pria yang akrab disapa Kang Ajat ini hanya muncul dengan segambreng rekam jejak dan prestasi.
Kemarin menjadi hari yang spesial. Kang Ajat yang sedang berada di Jakarta mengajak bertemu sambil ngopi di suatu tempat. Sebuah kehormatan mendapat undangan khusus dari calon gubernur Jawa Barat.
Saat tiba di lokasi, ternyata Kang Ajat sudah lebih dulu berada di sana. Ciri khas prajurit disiplin yang tepat waktu. Dia sedang menyantap makanan berdua dengan istrinya. Tidak ada barisan ajudan atau rombongan tim sukses. Kang Ajat nampak sedang menikmati quality time bersama partner hidupnya.
"Hallo apa kabar? Silakan pesan makan atau ngopi. Saya selesaikan makan dulu. Silakan puas-puasin dulu merokok biar nanti pas kita ngobrol tak ada asap rokok," sambut Kang Ajat dengan ramah. Ternyata dia lelaki yang tidak terlalu suka dengan rokok.
Selang sekitar lima menit Kang Ajat datang menghampiri. Wajahnya tampak segar. Fisiknya pun terlihat bugar. Tak ada raut wajah kusut atau beban dari seseorang yang tengah berkompetisi di alam demokrasi.
Dia begitu fresh. Bila sebelumnya saya hanya melihat gambar dia berkostum khas Partai Gerindra, kali ini dia berdandan begitu santai dan elegan. Macam bapak-bapak gaul gitu.
"Biasanya cagub sibuk dan susah ditemui. Akang kok santai banget?" pertanyaan saya membuka obrolan.
Dia langsung merespons dengan tawa. "Saya ini tidak ada beban. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Jawa Barat. Soal menang atau kalah kan sudah menjadi takdir Tuhan. Kita jalani saja proses dan ikhtiarnya dengan happy," kata dia.
Jujur, saya belum pernah menemukan cagub sesantai dia saat musim "perang" tiba. Sejumlah pesaingnya di Jawa Barat saat ini tengah sibuk dan massif melakukan sosialisasi. Para pesaing gencar melakukan safari kesana-kemari, hingga wara-wiri ke studio televisi.
Deddy Mizwar yang sebelumnya lebih sering muncul di iklan sosis dan sinetron bulan puasa, kini terlihat lebih sibuk bila dilihat dari fanpage Facebook miliknya. Padat sekali kegiatan dia. Status incumbent dan branding Nagabonar mungkin dirasa belum aman untuk merebut simpati warga Jawa Barat.
Tb Hassanudin dan Anton Charlian pun belakangan juga menjadi artis di sosmed. Terutama saat foto mereka sedang sholat berjamaah menjadi viral di dunia maya. Netizen riuh meributkan Anton selaku ma'mum yang salah posisi.
Bahkan seorang Ridwan Kamil yang dikenal netizen sebagai walikota sosmed pun harus berbagi tugas dengan admin dalam mengelola akun. Emil beralasan ini dilakukan karena sibuk menjalani agenda Pilgub. Meski namanya berada di urutan teratas versi survei milik Ade Armando, Emil tetap berburu suara dan menjaga citra.
Sementara pemandangan 180 derajat ada pada sosok Sudrajat. Dia menjalani sosialisasi dengan santai, rileks, tanpa mengundang sensasi dan kegaduhan. Bagi saya, dia seorang calon gubernur yang aneh dan anti mainstream.
Kang Ajat mengaku sedang fokus mengkaji sederet persoalan Jawa Barat dari hulu ke hilir. Kang Ajat sedang meramu solusi untuk Tanah Pasundan dari A sampai Z. Dia mengajarkan gaya kompetisi yang beda dari sebelumnya. Dia lebih mengedepankan kualitas ketimbang menabung popularitas.
Kang Ajat berbicara konsep pemerintahan dengan modal pendidikan ilmu public policy dari Harvard University. Kampus yang menjadi kiblat dalam hal tata kelola pemerintahan sipil di dunia.
Kang Ajat bercerita tentang konsep ekonomi dan cara menyejahterakan rakyat dengan bekal mantan diplomat di Tiongkok dan pebisnis profesional. Kang Ajat juga berbicara soal keamanan dan kestabilan teritorial dengan bekal sebagai prajurit tentara yang pernah menjadi atase pertahanan di London dan Washington.
Kesimpulan dari pembicaraan, Kang Ajat bukanlah orang sembarangan. Dia orang yang begitu cerdas dan berpengalaman. Dia benar-benar mutiara terpendam yang muncul ke permukaan. Di balik diamnya, tersimpan banyak ilmu pengetahuan. Saya heran, kenapa bukan dari dulu dia mencalonkan.
Hampir tiga jam kami berbincang. Saya seperti mahasiswa yang mendapat beasiswa menikmati kuliah privat dari seorang ahli. Melihat sosok Kang Ajat, saya melihat optimisme perubahan di Jawa Barat. Dia beneran orang hebat.
Soal sederet konsep yang dia sampaikan tak akan saya paparkan dalam tulisan. Ini bagian dari strategi pemenangan dan rahasia perusahaan. Biar Kang Ajat pada saatnya akan menyampaikan. Yang jelas, konsep dia membangun kampung halaman begitu brilian. Kang Ajat sangat layak untuk diperjuangkan.
Ini catatan pembuka saya tentang pertemuan perdana dan ngopi santai bareng Kang Ajat. Di catatan selanjutnya, saya akan menulis tentang "PRABOWO, SUDRAJAT DAN MAHAR POLITIK".
Terima kasih.
*Jangan lupa ngopi biar tetap woles 😁☕#Copas
CAGUB ANEH BERNAMA SUDRAJAT
*Tb Ardi Januar*
Sejak Partai Gerindra mencalonkan nama Sudrajat sebagai calon gubernur Jawa Barat, saya belum pernah sekali pun bertatap wajah dengannya. Tak pernah tahu kepribadiannya, apalagi isi kepalanya. Pria yang akrab disapa Kang Ajat ini hanya muncul dengan segambreng rekam jejak dan prestasi.
Kemarin menjadi hari yang spesial. Kang Ajat yang sedang berada di Jakarta mengajak bertemu sambil ngopi di suatu tempat. Sebuah kehormatan mendapat undangan khusus dari calon gubernur Jawa Barat.
Saat tiba di lokasi, ternyata Kang Ajat sudah lebih dulu berada di sana. Ciri khas prajurit disiplin yang tepat waktu. Dia sedang menyantap makanan berdua dengan istrinya. Tidak ada barisan ajudan atau rombongan tim sukses. Kang Ajat nampak sedang menikmati quality time bersama partner hidupnya.
"Hallo apa kabar? Silakan pesan makan atau ngopi. Saya selesaikan makan dulu. Silakan puas-puasin dulu merokok biar nanti pas kita ngobrol tak ada asap rokok," sambut Kang Ajat dengan ramah. Ternyata dia lelaki yang tidak terlalu suka dengan rokok.
Selang sekitar lima menit Kang Ajat datang menghampiri. Wajahnya tampak segar. Fisiknya pun terlihat bugar. Tak ada raut wajah kusut atau beban dari seseorang yang tengah berkompetisi di alam demokrasi.
Dia begitu fresh. Bila sebelumnya saya hanya melihat gambar dia berkostum khas Partai Gerindra, kali ini dia berdandan begitu santai dan elegan. Macam bapak-bapak gaul gitu.
"Biasanya cagub sibuk dan susah ditemui. Akang kok santai banget?" pertanyaan saya membuka obrolan.
Dia langsung merespons dengan tawa. "Saya ini tidak ada beban. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Jawa Barat. Soal menang atau kalah kan sudah menjadi takdir Tuhan. Kita jalani saja proses dan ikhtiarnya dengan happy," kata dia.
Jujur, saya belum pernah menemukan cagub sesantai dia saat musim "perang" tiba. Sejumlah pesaingnya di Jawa Barat saat ini tengah sibuk dan massif melakukan sosialisasi. Para pesaing gencar melakukan safari kesana-kemari, hingga wara-wiri ke studio televisi.
Deddy Mizwar yang sebelumnya lebih sering muncul di iklan sosis dan sinetron bulan puasa, kini terlihat lebih sibuk bila dilihat dari fanpage Facebook miliknya. Padat sekali kegiatan dia. Status incumbent dan branding Nagabonar mungkin dirasa belum aman untuk merebut simpati warga Jawa Barat.
Tb Hassanudin dan Anton Charlian pun belakangan juga menjadi artis di sosmed. Terutama saat foto mereka sedang sholat berjamaah menjadi viral di dunia maya. Netizen riuh meributkan Anton selaku ma'mum yang salah posisi.
Bahkan seorang Ridwan Kamil yang dikenal netizen sebagai walikota sosmed pun harus berbagi tugas dengan admin dalam mengelola akun. Emil beralasan ini dilakukan karena sibuk menjalani agenda Pilgub. Meski namanya berada di urutan teratas versi survei milik Ade Armando, Emil tetap berburu suara dan menjaga citra.
Sementara pemandangan 180 derajat ada pada sosok Sudrajat. Dia menjalani sosialisasi dengan santai, rileks, tanpa mengundang sensasi dan kegaduhan. Bagi saya, dia seorang calon gubernur yang aneh dan anti mainstream.
Kang Ajat mengaku sedang fokus mengkaji sederet persoalan Jawa Barat dari hulu ke hilir. Kang Ajat sedang meramu solusi untuk Tanah Pasundan dari A sampai Z. Dia mengajarkan gaya kompetisi yang beda dari sebelumnya. Dia lebih mengedepankan kualitas ketimbang menabung popularitas.
Kang Ajat berbicara konsep pemerintahan dengan modal pendidikan ilmu public policy dari Harvard University. Kampus yang menjadi kiblat dalam hal tata kelola pemerintahan sipil di dunia.
Kang Ajat bercerita tentang konsep ekonomi dan cara menyejahterakan rakyat dengan bekal mantan diplomat di Tiongkok dan pebisnis profesional. Kang Ajat juga berbicara soal keamanan dan kestabilan teritorial dengan bekal sebagai prajurit tentara yang pernah menjadi atase pertahanan di London dan Washington.
Kesimpulan dari pembicaraan, Kang Ajat bukanlah orang sembarangan. Dia orang yang begitu cerdas dan berpengalaman. Dia benar-benar mutiara terpendam yang muncul ke permukaan. Di balik diamnya, tersimpan banyak ilmu pengetahuan. Saya heran, kenapa bukan dari dulu dia mencalonkan.
Hampir tiga jam kami berbincang. Saya seperti mahasiswa yang mendapat beasiswa menikmati kuliah privat dari seorang ahli. Melihat sosok Kang Ajat, saya melihat optimisme perubahan di Jawa Barat. Dia beneran orang hebat.
Soal sederet konsep yang dia sampaikan tak akan saya paparkan dalam tulisan. Ini bagian dari strategi pemenangan dan rahasia perusahaan. Biar Kang Ajat pada saatnya akan menyampaikan. Yang jelas, konsep dia membangun kampung halaman begitu brilian. Kang Ajat sangat layak untuk diperjuangkan.
Ini catatan pembuka saya tentang pertemuan perdana dan ngopi santai bareng Kang Ajat. Di catatan selanjutnya, saya akan menulis tentang "PRABOWO, SUDRAJAT DAN MAHAR POLITIK".
Terima kasih.
*Jangan lupa ngopi biar tetap woles 😁☕#Copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar