https://www.abadikini.com/read/27/08/2018/aturan-baru-partai-komunis-china-anggota-taat-agama-harus-hengkang/
-----------------------
Lentera Jihad 0019
*MENAKAR INDONESIA ?*
Pada sidang Umum MPR 1988, PDI mengusulkan penghapusan pelajaran Agama di Indonesia, Petinggi PDIP menegaskan kemenangan mereka pada Pemilu 2019 akan menghapuskan Pelajaran Agama secara Nasional.
PKC, telah menunjukkan wajah Asli Komunisme, Ateis dan Anti Agama dalam artian totalitas. Adalah Eva Kusuma Sundari pernah berpendapat *Situs Islam* lebih berbahaya dari *Situs Porno*, dengan pongahnya Megawatie menghina bagi yang meyakini hari akhirat, Sukmawati benci dengan jilbab dan sinis dengan azan.
Ketua DPC PDIP Surabaya bertekad akan mencabut FPI sampai keakar-akarnya (maksudnya mencabut Islam keakar-akarnya).
Paham Sekuler selain PDIP yang akan menjadi Kontingen Cina Conection dalam Pemilu 2019 adalah *Partai Trio Cino* yaitu : Nasdem, James Riady. Perindo, Hary Tanoe Sudibyo dan PSI, Partai, *titisan dan titipan* para naga dan taipan yang dipimpin oleh Grace Natalie (Mantan Wartawati dan pemain papan atas).
Bangsa Indonesia berke-Tuhanan yang Maha Esa sangat *Menolak Keras* Paham Anti Tuhan. Berikut ini kita catat rekam jejak PDIP sejak 1999 :
1. Menetapkan UU Ketenegakerjaan yang membuat Pegawai tetap menjadi kontrak.
2. Walk Out, pada saat pengesahan UU no 20/2003 tentang Sisdiknas karena menolak Pasal tentang : *Siswa diajar agama oleh guru yang seagama dengannya*, bersama PDS.
3. Secara umum PDIP, mendukung dicabutnya *TAP MPRS XXV 1966* tentang Pelarangan PKI. Diantaranya : Budiman Sujatmiko , Nur Suhud, Adian Napitupulu dan Ribka Ciptaning Proletariati, yang mengatakan ada 20.000.000 warga PKI, memilih PDIP.
4. Kepala Daerah asal PDIP, secara terang-terangan memusuhi dan menyerang Islam, seperti Agustin Teras Narang, 2004-2014 di Kalimantan Tengah dan Cornelis di Kalbar, selama dua periode.
5. Secara umum PDIP berkolaborasi dengan kaum Kristen, Komunis dan Muslim sekuler Abangan termasuk Syiah, dan partisan anti Islam lainnya.
Situasi sekarang mirip dengan tahun 1960-1965, dengan *Nasakom jilid 2*.
Untuk itu Kaum Muslimin harus melakukan Konsolidasi Dan *Mobilisasi Partisipasi Politik*
Barisan 212 sangat riil untuk diedukasi menjadi kekuaatan Politik real umat Islam dalam menghadapi tahun Politik 2019.
Saatnya kita berjihad Konstitusional,....
Bismillah..
Indonesia,
Selasa, 28 Agustus 2018
Alfian Tanjung
Pimpinan Taruna Muslim #Copas
-----------------------
Lentera Jihad 0019
*MENAKAR INDONESIA ?*
Pada sidang Umum MPR 1988, PDI mengusulkan penghapusan pelajaran Agama di Indonesia, Petinggi PDIP menegaskan kemenangan mereka pada Pemilu 2019 akan menghapuskan Pelajaran Agama secara Nasional.
PKC, telah menunjukkan wajah Asli Komunisme, Ateis dan Anti Agama dalam artian totalitas. Adalah Eva Kusuma Sundari pernah berpendapat *Situs Islam* lebih berbahaya dari *Situs Porno*, dengan pongahnya Megawatie menghina bagi yang meyakini hari akhirat, Sukmawati benci dengan jilbab dan sinis dengan azan.
Ketua DPC PDIP Surabaya bertekad akan mencabut FPI sampai keakar-akarnya (maksudnya mencabut Islam keakar-akarnya).
Paham Sekuler selain PDIP yang akan menjadi Kontingen Cina Conection dalam Pemilu 2019 adalah *Partai Trio Cino* yaitu : Nasdem, James Riady. Perindo, Hary Tanoe Sudibyo dan PSI, Partai, *titisan dan titipan* para naga dan taipan yang dipimpin oleh Grace Natalie (Mantan Wartawati dan pemain papan atas).
Bangsa Indonesia berke-Tuhanan yang Maha Esa sangat *Menolak Keras* Paham Anti Tuhan. Berikut ini kita catat rekam jejak PDIP sejak 1999 :
1. Menetapkan UU Ketenegakerjaan yang membuat Pegawai tetap menjadi kontrak.
2. Walk Out, pada saat pengesahan UU no 20/2003 tentang Sisdiknas karena menolak Pasal tentang : *Siswa diajar agama oleh guru yang seagama dengannya*, bersama PDS.
3. Secara umum PDIP, mendukung dicabutnya *TAP MPRS XXV 1966* tentang Pelarangan PKI. Diantaranya : Budiman Sujatmiko , Nur Suhud, Adian Napitupulu dan Ribka Ciptaning Proletariati, yang mengatakan ada 20.000.000 warga PKI, memilih PDIP.
4. Kepala Daerah asal PDIP, secara terang-terangan memusuhi dan menyerang Islam, seperti Agustin Teras Narang, 2004-2014 di Kalimantan Tengah dan Cornelis di Kalbar, selama dua periode.
5. Secara umum PDIP berkolaborasi dengan kaum Kristen, Komunis dan Muslim sekuler Abangan termasuk Syiah, dan partisan anti Islam lainnya.
Situasi sekarang mirip dengan tahun 1960-1965, dengan *Nasakom jilid 2*.
Untuk itu Kaum Muslimin harus melakukan Konsolidasi Dan *Mobilisasi Partisipasi Politik*
Barisan 212 sangat riil untuk diedukasi menjadi kekuaatan Politik real umat Islam dalam menghadapi tahun Politik 2019.
Saatnya kita berjihad Konstitusional,....
Bismillah..
Indonesia,
Selasa, 28 Agustus 2018
Alfian Tanjung
Pimpinan Taruna Muslim #Copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar