Dia ketahuan selingkuh. (Foto: Corbis)
SELINGKUH ada karena kesempatan pun tersedia. Meskipun terkesan salah, berbagai alasan bisa menjadi pemicunya. Berikut lima alasan klasik seseorang terjerat perselingkuhan.
Dalam hubungan cinta, kemungkinan salah satu pasangan tergoda untuk selingkuh selalu terbuka. Banyak hal yang bisa menjadi pemicunya, misalnya saja kebosanan, ketidakcocokan, faktor jarak dan sebagainya. Perselingkuhan bukan hanya menghadirkan rasa sakit di antara pasangan yang menjalaninya, tetapi juga memunculkan kebencian. Tak heran, banyak pasangan yang tak bisa memaafkan jika rekannya tersebut berkhianat padanya tanpa memikirkan apa sebenarnya alasan yang memicunya.
Untuk mengetahuinya, psikolog Deepti Makhija memberikan gambaran populer yang membuat seseorang selingkuh, seperti dirilis Idiva.
Kecenderungan dari perilaku reaktif
Pertengkaran adalah gejala umum yang terjadi dalam pernikahan. Tetapi ketika bertengkar memunculkan sakit hati salah satu pasangan, maka bisa jadi dia pun mengambil langkah ekstrem dengan membalas lewat perselingkuhan.
“Ini adalah momen yang rentan. Dalam situasi seperti ini, selingkuh seperti perilaku reaktif dari perilaku proaktif,” kata Makhija.
Pasangan perlu mengambil pertolongan dari pihak ketiga seperti teman dan keluarga untuk mencari solusi sebelum menyesal karena keputusan yang diambil tidak memikirkan dampak jangka panjang.
Ketidakcocokan seksual
Makanan, air, tempat tinggal dan jenis kelamin adalah kebutuhan fisiologis dasar bagi manusia yang berbeda dengan kebutuhan fisiologis lain. Anda tidak akan mati ketika tidak mendapatkan jumlah seks yang berkualitas. Tapi secara psikologis, kebutuhan tersebut jadi tak terpenuhi. Sering kali, ketika pasangan melakukan agenda bercinta mereka tidak berkomunikasi dengan baik satu sama lain karena merasa malu atau takut dicap vulgar. Ketika perasaan ini muncul, maka ketidakpuasan pun akan hadir. Celah inilah yang membuat salah satu pasangan mencari kepuasan di tempat lain.
“Dalam sebuah pernikahan, kompatibilitas seksual sama pentingnya dengan kompatibilitas emosional,” kata Makhija. “Keduanya harus seimbang. Hal ini akan berbahaya ketika salah satu mengalahkan yang lain. Ini akan mendorong pasangan untuk mencari kepuasan di luar, baik itu seksual ataupun pemenuhan emosi.”
Dorongan ego
Menjalani komitmen dalam sebuah pernikahan sedianya adalah menumbuhkan rasa saling menghargai satu sama lain dalam segala hal baik dari kebiasaan hingga penampilan sekalipun. Ketika salah satu dari Anda sudah melakukan upaya tersebut dan Anda tidak merasa dihargai atas usaha yang Anda lakukan demi kebaikan, maka Anda pun akan mencari pemenuhan pujian dari luar sana. Jadi, ketika ada seseorang yang menarik dengan penampilan Anda, bukan hanya reaksi yang Anda tempuh bakal memunculkan risiko, tapi juga ego Anda yang meningkat karena Anda merasa lebih baik tentang diri sendiri.
Ada peluang
Ketika seseorang melakukan perjalanan bisnis, mengikuti sebuah pesta atau acara di mana mereka mendapatkan keintiman dengan lawan jenis, peluang selingkuh pun bisa muncul. Beberapa orang mungkin tahu di mana mereka dapat memanfaatkan situasi. Makhija menamakannya dengan istilah mencari sensasi.
“Setiap individu bertanggung jawab untuk tindakan yang dilakukannya,” kata Makhija.
Tidak ada yang bisa memaksa Anda untuk memiliki satu malam di mana Anda sepenuhnya sadar dengan tindakan memanjakan diri dalam satu malam bersama orang lain. Ini dapat memunculkan peluang yang akhirnya membawa Anda ke lingkaran setan.
Memaafkan masa lalu
Sering kali ketika seseorang berselingkuh, maka dia pun seperti kehilangan rasa hormat terhadap pasangannya meskipun mereka telah memaafkan perselingkuhan yang dilakukannya. Sebelum memaafkan pasangan, sangat penting untuk merefleksikan pernikahan Anda dan isu-isu lainnya yang menyebabkan perselingkuhan secara tidak langsung. Anda perlu melakukan introspeksi serius untuk memutuskan apakah Anda akan melanjutkan hubungan tersebut atau tidak.
Sumber : Dwi Indah Nurcahyani - Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar