Ilustrasi(photo: gakemanamana.wordpress.com)
PALNGKA RAYA - Sebanyak 11 tokoh nasional akan menerima penganugerahan sebagai pemimpin Pancasila dari Yayasan Indonesia Satu. Penganugerahan itu akan diserahkan dalam sebuah upacara di Tugu Soekarno, malam ini pukul 19.00 WIB.
Ketua Yayasan Indonesia Satu Fredy Ndolu, kemarin, mengatakan, penghargaan pemimpin Pancasila ini akan diserahkan kepada 11 orang yang dianggap memenuhi tiga kategori penilaian. Tiga penilaian yaitu integritas, profesionalitas, dan personality.
“Kami memberikan penghargaan kepada pemimpin Pancasila ini tidak sembarangan, karena peraih penghargaan Pancasila sangat berharga dan patut kita hargai sesuai dengan amanat yang diemban. Karena itu, akan kita berikan penghargaan berupa kristal berlambangkan tangan Soekarno selaku presiden pertama Republik Indonesia,” kata Fredy Ndolu.
Ke-11 orang yang akan meraih pemimpin Pancasila ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Gayus Lumbun, Siti Nurbaya, Riamizard Riakudu (berhalangan hadir digantikan Bambang Harimurti), Padli Zon, Marwah Daud Ibrahim, Syamsul Mu’arif, (diwakilkan Musridan karena sakit), Zulkifli Mansyah, Denni Tewu, Maruarar Sirait, dan Fadel Muhammad (belum dipastikan kehadirannya).
Sebelum pelaksanaan upacara penganugerahan, lanjut Fredy, akan digelar seminar yang salah satu pokok bahasannya adalah masyarakat mencari pemimpin Pancasila. Seminar akan diselengarakan di Universitas Palangka Raya (Unpar) dengan beberapa narasumber. Di antaranya Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX, perwakilan dari partai, serta Sidik Usop dari Unpar.
Pada 2010, telah dinobatkan beberapa pemimpin Pancasila, seperti Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Penyerahan anugerah tersebut dilaksanakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kota Palangka Raya pada tahun ini dipilih sebagai tempat penyelenggaraan penganugerahan pemimpin Pancasila sekaligus menobatkan Bumi Tambun Bungai sebagai Bumi Pancasila.
Menurut Fredy, pemilihan itu melihat berbagai sejarah dan latar belakang terdahulu, yakni adanya tunggu Soekarno. “Kami melihat ada sejarah di dalamnya, untuk melaksanakan penyerahan penghargaan pemimpin Pancasila ini,” pungkasnya. (borneonews/).
Sumber : sampitonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar