iklan

Sabtu, 18 Juni 2011

Inilah Analogi Mendiknas Soal Menyontek Massal

Sabtu, 18 Juni 2011 19:04 wib

SURABAYA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muh Nuh tetap bersikukuh tidak ada menyontek massal di SD Gadel II, Surabaya.

Terhadap kasus tersebut, mantan Rektor Intituts Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menganalogikan kasus dugaan itu seperti perintah untuk melakukan perampokan.

"Ibaratnya kalau saya memerintahkan seseorang untuk merampok, tolong rampok toko itu. Apakah pasti terjadi perampokan. Dan ternyata perampokan itu diketahui setelah kejadian. Lantas apakah sudah bisa dipastikan terjadi perampokan," kata M Nuh di sela-sela kunjungannya di SD Gadel II, Jalan Gadel Sari Sekolahan, Surabaya, Sabtu (18/6/2011).

Melihat kejadian seperti itu tentunya harus ada pembuktian. Pembuktiannya adalah apakah betul ada barang-barang yang hilang. Artinya, jadi tidak cukup dengan ada perintah merampok lantas disimpulkan pasti terjadi perampok. "Meskipun perintah merampok itu salah tapi belum tentu terjadi perampokkan," tegas Mendiknas.

Analogi itu tentunya sama dengan yang terjadi di SD Gadel ini. Di SD tersebut ada dugaan sontekan massal. Kasus tersebut bermula dari dugaan perintah kecurangan saat Ujian Nasional (UN).

"Kasus tersebut tahunya proses UN sudah selesai. Saat proses itu terjadi tidak ada yang tahu. Saya juga tidak tahu saat prosesnya, kecuali saat ujian terlihat oh itu arek-arek curang. Nah itu enggak usah pikir panjang-panjang," ujar Nuh dengan logat Jawa Timuran.

Oleh karena itu, satu-satunya alat yang tersisa untuk membuktikan adanya kecurangan atau menyontekan massal adalah pola dan hasil ujian. Dia menandaskan, dugaan sontek massal ini sama-sama tidak ada yang tahu.

Karena dugaan itu mencuat maka pembuktiaannya adalah lembar jawaban milik siswa yakni pola jawaban. Dia menjelaskan, dalam UN ada soal multiple choice atau pilihan ganda. Pilihan ganda tersebut tentunya hanya ada satu jawaban yang benar. "Kalau yang benar A, ya jawabannya A semua," katanya.

Dan dapat dipastikan pola jawaban 60 siswa di SD Gadel yang sedang UN tidak sama. Hasil ujian tersebut ada siswa yang betulnya hanya 14 dari 40 soal, adapula yang betul 20 soal. Dan secara keseluruah berbeda. Termasuk dengan perolehan nilainya.

"Dan hanya itu barang bukti yang tersedia saat ini yang otentik. Sehingga dipastikan dugaan kecurangan dengan sontekkan massal tidak terbukti di SD Gadel," tukasnya.
Sumber  :  
Nurul Arifin - Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar