iklan

Kamis, 16 Juni 2011

Komputer Merusak Kemampuan Baca Anak

Kamis, 16 Juni 2011 - 08:27 wib

Komputer merusak kemampuan baca anak. (Foto: Getty Images)

PENGGUNAAN teknologi semacam komputer harus disikapi dengan bijak. Alih-alih membantu perkembangan anak, bermain dengan perangkat canggih tersebut justru bisa menghambat pertumbuhan anak, terutama keterampilan membaca.

Kemajuan teknologi komputer tak hanya menyimpan dampak positif, juga efek negatif bagi anak-anak. Sebuah penelitian di Swedia menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan komputer bisa sangat memengaruhi kebiasaan membaca pada anak-anak berusia sembilan dan sepuluh tahun -hal ini terlihat merosot di negara-negara dengan setiap rumah tangga setidaknya memiliki satu komputer.

Penelitian yang dilakukan di Universitas Gothenburg, Swedia, ini menganalisis perbedaan antara negara yang berbeda dari waktu ke waktu untuk menjelaskan perubahan dalam prestasi membaca di kalangan anak-anak. Prof Monica Rosen dari Department of Education and Special Education bersama rekan-rekannya telah mempelajari seputar kemampuan membaca anak telah berubah sejak 1970.

Negara-negara seperti Hungaria, Italia, Amerika Serikat, dan Swedia diikutsertakan dalam perbandingan internasional ini. Kemampuan anak telah meningkat secara stabil di Italia dan Hungaria. Sementara itu, sebaliknya menurun dengan cepat sejak 1991 di Amerika Serikat dan Swedia.

Selama periode ini, banyak faktor yang membuat sistem sekolah di sejumlah negara tersebut telah berubah. Seperti juga perilaku masyarakat pada umumnya dan kegiatan ekstrakurikuler seusai sekolah anak pada khususnya. Para siswa di Swedia dan Amerika Serikat digambarkan terjadi peningkatan besar dalam penggunaan komputer pada waktu luang mereka selama periode ini.

Sementara, peningkatan serupa tidak dilaporkan di Hungaria atau Italia. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan dukungan dana dari Swedish Riksbankens Jubileumsfond. Kesimpulan studi tersebut telah dirilis oleh University of Goteborg beberapa waktu lalu.

“Studi kami menunjukkan bahwa adanya komputer di rumah telah memberikan kontribusi untuk mengubah kebiasaan anakanak,” kata Rosen.

“Sehingga kebiasaan membaca mereka tidak lagi berkembang pada tingkat yang sama seperti sebelumnya,” lanjutnya seperti dikutip Medical News Today.

“Dengan membandingkan sejumlah negara dari waktu ke waktu, kami dapat melihat korelasi negatif antara perubahan dalam kemampuan membaca dan kebiasaan penggunaan komputer pada waktu luang yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca turun drastis akibat sering menyalakan komputer,” lanjut Rosen.

Studi memperlihatkan bahwa frekuensi membaca saat santai dan jumlah buku yang dipinjam dari perpustakaan juga menurun karena peningkatan penggunaan komputer di rumah. Jadi, sebenarnya bukan karena komputernya atau kegiatan mereka yang merusak kemampuan membaca seorang anak, melainkan penggunaan komputer telah mencuri waktu luang anak yang biasanya digunakan untuk membaca.

Kebiasaan bermain komputer tidak membuat pengembangan dalam hal kemampuan membaca anak dengan cara yang sama seperti membaca buku kala waktu luang. Bahkan, hal ini juga merembet pada kebiasaan membaca media cetak yang juga menurun tajam di kalangan orang dewasa.

Di banyak rumah tangga saat ini, tidak lagi menjadi kebiasaan seorang anggota keluarga benar-benar duduk dan membaca sesuatu.

“Kami telah menunjukkan bahwa hasil lebih minim terutama karena penurunan kemampuan membaca anak pada tingkat sedang hingga paling jago,”imbuhnya.

“Ini tidak memperlihatkan bahwa anak yang kurang berbakat membaca menjadi lebih banyak atau keterampilan membaca mereka jadi jelek. Yang terjadi adalah bahwa anak yang berkinerja dan berkemampuan tinggi lebih sedikit,” sebut Rosen.

Dia menegaskan, sangat sulit untuk mengukur dan membandingkan kemampuan membaca seorang anak dari waktu ke waktu.

“Adalah penting bahwa kami tidak melompat pada kesimpulan bahwa penjelasan lengkap mengapa kemampuan membaca anak-anak menjadi jelek karena cacatnya dunia pendidikan. Sebaliknya, alasan penggunaan komputer dapat merusak kemampuan membaca telah ditunjukkan dengan sangat jelas bahwa waktu luang sangat penting untuk mengembangkan keterampilan membaca yang tinggi,” ujar Rosen.

Para peneliti juga menemukan bahwa kemampuan baca pada anak laki-laki mengalami penurunan lebih sedikit dibandingkan anak perempuan.

Hal ini karena mereka cenderung menghabiskan lebih banyak waktu pada permainan video komputer. Studi sebelumnya yang dipublikasikan pada tahun lalu oleh National Bureau of Economic Research di Amerika Serikat juga menghasilkan kesimpulan yang sama. Menurut penelitian tersebut, membekali anak dengan komputer justru dapat mengurangi kemampuan mereka dalam membaca dan ilmu matematika.

“Memberikan anakanak akses reguler ke komputer benar-benar bisa menghambat kemampuan membaca dan matematika,” kata seorang peneliti Prof Jacob Vigdor. Di Inggris, sejak tahun 1997, pemerintahnya justru mulai menggalakkan penggunaan komputer di kalangan anak sekolah.

Lebih dari 32.000 sekolah telah menikmati komputer dengan akses internet. Padahal, kebijakan tersebut akan memperburuk kemampuan baca anak meski dapat meningkatkan kemampuan mereka di bidang teknis komputer. Sementara itu, di North Carolina, Amerika Serikat, diketahui 150.000 anak berusia 10 hingga 14 tahun telah menggunakan komputer secara reguler.

Para peneliti membandingkan kemampuan anak-anak membaca dan berhitung sebelum dan sesudah menggunakan komputer. Ternyata, komputer memiliki efek yang signifikan dalam menurunkan kemampuan seorang anak.
Sumber :  Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar