iklan

Senin, 06 Juni 2011

"Wanita Operasi Keperawanan karena Tidak Pede"

Senin, 6 Juni 2011 - 15:31 wib

(Foto: gettyimages)

PEKAN lalu, Dewi Persik mengatakan dirinya sudah menjalani operasi keperawanan dan sesumbar kembali perawan meski sudah janda. Ia berniat memuaskan calon suaminya kelak. Sebenarnya, apa yang mendasari seorang wanita memermak Miss V-nya?

“Enggak pede, banget, sampai dia merelakan, mem-value-kan keperawanannya dengan sejumlah uang,” kata Mgr Erita Narheltali SPsi, Koordinator Program Magister Psikologi Intervensi Sosial FPSI UI ketika dihubungi okezone lewat ponselnya, Senin (6/6/2011).

“Pertanyaannya, untuk apa dan apa ekspektasinya ketika sampai dia mau melakukan. Tapi, hak setiap orang untuk merasakan kembali self esteem seperti pertama kali keperawanannya ‘terenggut’, misal untuk pasangan bisa merasakan sensasi yang sama ketika malam pertama atau berharap dapat memuaskan pasangannya nanti,” imbuhnya.

Keinginan seorang wanita untuk memermak alat vitalnya mungkin bukan sesuatu yang mendesak dilakukan bila komunikasi dengan pasangan—dalam hal ini kekasih—terjalin baik. Prinsip hubungan yang harus dijunjung tinggi adalah kejujuran.

“Yang penting tidak ada penyesalan, bahwa satu pihak merasa tertipu. Kecuali, komunikasinya sudah bagus. Lebih bagus diungkapkan di awal, dibicarakan saja tanpa ditanya, supaya kalau harus putus, bisa cepat move on. Kejujuran itu on the top,” jelasnya.

Saat isu keperawanan ingin diangkat menjadi perbincangan khusus dengan kekasih, Erita menegaskan supaya dilakukan pada momen yang tepat.

“Kita harus lihat konteks ketika membicarakannya. Misalnya, kita berdua punya tujuan sama untuk membawa hubungan pada jenjang yang lebih serius. Maka ketika membicarakan rencana jangka panjang atau pernikahan, bicarakanlah berbagai nilai yang diusung masing-masing, termasuk masalah keperawanan dan keperjakaan. Terlepas dia percaya atau tidak, itu butuh proses,” jelasnya.

Soal pentingnya keperawanan, Erita sendiri memandangnya dari dua sisi; ekonomi dan identitas.

“Jika dipandang dari sisi ekonomi di mana tubuh merupakan komoditas, maka keperawanan merupakan hal yang penting. Ini berlaku dalam bisnis pelacuran. Gadis perawan lebih mahal kan?,” tukasnya.

“Namun secara identitas, ketika kita memermak bagian vital dan mengeluarkan uang untuk mendapatkan keperawanan, saya kira esensinya sudah hilang. Bagian itu sudah ‘rusak’ akibat penetrasi, jadi esensi keperawanan sudah hilang, meski secara fisik dia mendapatkannya kembali,” tutupnya.
Sumber  :  Fitri Yulianti - Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar