(Foto: gettyimages)
“AH nanti-nanti saja menyiapkan biaya pendidikan”. Hmmm, sepertinya Anda musti berpikir berkali lipat. Kok bisa?
“Biaya pendidikan itu mahal. Diperkirakan terjadi inflasi antara 15 - 40 persen per tahun. Sehingga, sedapat mungkin dipersiapkan sejak dini, malah sebelum menikah atau mempunyai anak,” tandas Aidil Akbar, seorang pakar keuangan.
Sebagai ilustrasi, misalnya pasangan suami istri yang berencana memiliki anak 2 tahun mendatang. Mereka harus mengetahui bahwa saat ini biaya pendidikan SD (swasta) di daerah, tahun 2011 adalah Rp 27.900.000, yang meliputi uang pangkal, partisipasi, seragam, SPP dan buku (selama 6 tahun).
Ambil contoh: inflasi pendidikan 15 persen, maka diperkirakan 8 tahun kelak, akan diperoleh hitungan:
Nilai akan datang (FV) = Nilai Sekarang (PV) x (1+inflasi)n
n = jangka waktu investasi
FV = future value
PV = present value
FV = Rp 27.900.000 x ( 1 + 0.15)8
= Rp 116.929.000
Hindari tabungan pendidikan, gunakan reksadana!
Setelah tahu perhitungannya, lalu bagaimana mendapatkan dana tersebut? “Hindari tabungan atau asuransi pendidikan. Sebab bunga yang diperoleh hanya berkisar 4-5 persen, padahal diperkirakan terjadi inflasi 15-40 persen, sehingga nilainya tidak sebanding,” tutur Senior Advisor ini.
Lalu, Aidil menyarankan 3 investasi yang musti dilakukan:
1. Jangka pendek (<1 tahun): tabungan, deposito, dan logam mulia (emas)
Kapan saja, tidak ada batasan waktu, Anda bisa ‘mencairkannya’ begitu diperlukan. Hasil investasi ini berkisar: tabungan 2 - 3 persen, deposito 4 - 5 persen, dan logam mulia 10 persen.
2. Jangka menengah (3 - 5 tahun): reksadana campuran
Reksadana ialah suatu tempat investasi asalnya dari dana masyarakat yang dikumpulkan, lalu dikelola dan diinvestasikan ke dalam instrumen investasi di pasar modal.
Ibarat bus antarkota yang berisi penumpang (investor). Bus ini dinahkodai supir: Manajer Investasi, dan kernetnya: Bank Kustodian. Dan tiketnya dijual Agen Penjual.
Ingat, ketika membeli reksadana, Anda sebagai pembeli tanyakan Prospektus, kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat kepada investor.
Reksadana Campuran: isinya 40 - 60 persen di saham dan surat utang (obligasi). Hasil investasi ini berkisar 15 - 18 persen per tahun.
3. Jangka menengah (> 5 tahun): reksadana saham
Reksadana ini berisi 80 - 100 persen dana yang diinvestasikan pada saham-saham unggulan (istilahnya BlueChips). Semakin panjang, risikonya semakin turun. Berpatokan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil investasi ini berkisar 20 – 25 persen per tahun.
Sebelum Moms memilih investasi apa yang akan diambil, sebaiknya:
- Tentukan terlebih dulu sekolah yang akan dipilih. Mulai dari sekolah alam, nasional plus, negeri, swasta, dan sebagainya.
- Hitung pula jarak tempuh lokasi sekolah. Misalnya, dekat tempat tinggal atau lokasi kerja orangtua.
- Hitung dari sekarang, apakah sesuai kondisi keuangan dalam jangka waktu yang diperlukan hingga anak selesai SD.
- Karena SD memerlukan waktu sekolah selama 6 tahun, tergolong jangka panjang. Sebaiknya, investasikan biaya pendidikan dalam bentuk reksadana.
- Konsultasikan keuangan Anda dengan financial advisor.
Giatkan ‘mematangan’ si kecil
Kalau selama duduk di TK, anak menikmati masa bermain, kini saatnya dia beralih ke ‘dunia baru’ yang berbeda. Karena itu, ‘kematangan’ buah hati menjadi kunci keberhasilan penyesuaian dirinya, yaitu:
1. Self Help
“Ya, kini anak dituntut lebih mandiri. Tampak dari aspek self help. Artinya, dia dapat melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain,” tutur Sani B. Hermawan, Psi.
Umpamanya bersih-bersih diri, memakai baju sendiri, dan sebagainya. Termasuk juga tanggung jawab sekolah, seperti mencatat pelajaran, mengerjakan tugas dari sekolah, dan lain-lain.
2. Cognition
Aspek kognisi juga patut diperhitungkan, misalnya operasi hitung sederhana, sebab tingkat kesulitan di sekolah dasar pun meningkat. Sama halnya dengan keterampilan membaca dan menulis, paling tidak si kecil harus memiliki pengetahuan dasar.
3. Social Skill
Kalau biasanya si kecil bergaul dengan teman sebaya dalam kelompok kecil. Sekarang dia bersosialisasi dengan teman dalam jumlah yang lebih besar, juga beda karakter. Jangan sampai si kecil takut – karena tidak siap - untuk pergi ke sekolah karena di sana ada teman yang suka menjahilinya. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)
Sumber : Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar