iklan

Rabu, 23 Maret 2016

TITIPKAN ANAK KITA KEPADA ALLAH

Bismillaah #sharing

Titipkan Anak Kita Pada Allah

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"Maka tatkala isteri ´Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (QS. Ali 'Imran : 36)

-*-*-

Selepas sholat, saya biasanya duduk sebentar untuk ngobrol atau hanya sekedar bertegur sapa dan bertukar kabar. Walau ngobrolnya cuma sebentar, tapi lumayan banyak pelajaran dan juga manfaat yang bisa saya dapatkan melalui rutinitas seperti ini. Salah satunya adalah saat saya berdiskusi ringan dengan salah seorang Ustadz terkait metode beliau di dalam mendidik anak-anaknya.

Perlu diketahui, anak-anak beliau ini terkenal akan keaktifan, nurut, dan bisa nyenengke (bahasa jawa, artinya menyenangkan) banyak orang. Dan yang saya heran itu, hampir semua orang yang kenal anak-anak beliau mesti merasa ada "sesuatu" yang lain dengan anak-anak tersebut. Entah karena emang lucu, atau karena anaknya penurut dan imut, hehehe

Pernah suatu ketika, saat saya mau keluar ke AlfaMart, si bungsu ;namanya Ayyash; langsung mendekati saya sambil ngomong gini, "Ami (paman atau om) capek gak? Ayyash pijit mau?". "Emang Ayyash bisa mijit?" tanyaku sambil nahan ketawa karena lucu dan takjub dengan polanya itu :D

"Bisa don" (karena Ayyash belum bisa ngomong "dong") :D

"Nanti malam aja ya Ayyash, ami mau keluar dlu"

"Ami mau belanja ya? Ayyash ikut ya?" tak disangka ia ngomong begini sambil mencium pipi saya, hehehe (entah siapa yang ngajari nih) :D

Kira-kira seperti itulah secuil kisah lucu dan ngangenin Ayyash dan kakak-kakaknya yang hampir mirip pola dan tingkahnya itu.

-*-*-

Siang ini saya berkesempatan duduk bareng abinya Ayyash. Karena penasaran, saya akhirnya buat diskusi ringan dengan beliau,

Saya, "Anak-anak antum lucu ya ustadz, ngangenin lagi, hehehe..."

Ustadz, "AlhamduliLlah... makanya cepet punya anak :D"

Saya, "Hehehe (sambil nangis dalam hati). 'Ala kulli hal, gimana sih antum mendidik anak-anak antum? Kok sepertinya mereka bisa nurut, trus gak nakal kayak yang lain. Padahal saya perhatikan mereka sering antum lepas maen keluar kan ya?"

Ustadz, "Iya, ana memang sengaja tidak pernah mengekang anak-anak main. Nanti kalo capek dan ngantuk kan pulang sendiri"

Saya, "Tapi kan di luar banyak anak-anak yang nakal ustadz, apa antum gak takut anak antum dipengaruhi atau ikut-ikutan nakal?"

Ustadz, "Yang antum lihat gimana mereka? Ada indikasi terpengaruh atau ikut-ikutan ndak?

Saya, "Ndak sih ustadz, hehehe... Jadi rahasianya apa ustadz? Barangkali bisa ana praktekin besok hari (ihiiiiiir)"

Ustadz, "Seperti yang ana singgung sebelumnya, anak gak mau terlalu mengekang anak-anak. Kalo jadwalnya mandi, ana cukup menyediakan airnya di ember dan perlengkapan mandi aja. Kalo jadwalnya makan, ana cukup menghidangkan makanan saja, biasanya sih kita makan senampan berdua dengan uminya. Termasuk ketika mereka mau maen keluar rumah, ana ndak pernah menghalangi apalagi melarang mereka, karena mereka udah ana titipkan kepada Allah ﷻ!!!"

Saya, "Maksudnya gimana ustadz? Bisa dijelaskan ndak? Mudah-mudahan saya bisa mengambil manfaat darinya"

Ustadz, "Coba antum bacakan ayat ke-36 Surah Ali Imran"

(Setelah saya bacakan ayat yang diminta)

Ustadz, "Itu rahasianya akhi"

Saya, "Bisa dijelaskan lebih detail lagi ndak ustadz? BaarakaLlahu fiik"

Ustadz, "Ayat tersebut berisi sebuah doa yang sangat mulia, doa dari seorang ibu wanita yang juga mulia (Maryam), yang kelak di hari berikutnya juga akan memiliki seorang cucu yang juga mulia (yaitu Nabi Isa). Coba antum perhatikan doa indah yang diucapkan ibunya Maryam ini,

إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk"

Ustadz, "Doa ini yang senantiasa ana bacakan saat melepas anak-anak keluar rumah akhe. Biasanya sebelum keluar rumah, anak-anak saya peluk dan cium keningnya sambil saya usap kepalanya, lalu saya bacakan doa tersebut. Dengan demikian anak-anak udah saya pasrahkan kepada Allah ﷻ terhadap penjagaan dari setan dan bala tentaranya dari kalangan manusia juga jin"

Saya, "Maa syaa Allah ﷻ... sungguh beruntung saya saat ini duduk bersama antum ustadz. BaarakaLlahu fiik"

Ustadz, "Perlu antum catat akhe, sebagai manusia, kami ini juga punya keterbatasan dalam memantau dan mengawasi anak-anak. Seringnya malah mereka itu hilang dari pandangan kami. Apalagi antum tahu sendiri kan gimana aktifnya anak-anak seusia mereka itu"

Saya, "Iya ya ustadz"

Ustadz, "Oleh sebab itu, kita harus menitipkan penjagaan mereka kepada Allah ﷻ, Dzat yang bisa mengawasi seluruh makhluknya 24 jam tanpa henti. AlhamduliLlah... benarlah firman Allah ﷻ,

وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

"...dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS. Maryam : 4)

Saya, "Maa syaa Allah ﷻ... Ana uhibbuka fiLlah yaa ustadz..."

Ustadz, "AhabbakaLlahu alladzi ahbabtany lahu"

-*-*-*

Jika anak yang ingin didoakan adalah laki-laki, maka doa yang diucapkan,

إِنِّي أُعِيذُهُ بِكَ وَذُرِّيَّتَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Inni u'idzuhu bika wa dzurriyyatahu minasy syaithoonir rajiim

Namun jika anaknya adalah wanita, maka doanya,

إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Inni u'idzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minasy syaithoonir rajiim

بارك الله فيكم

Semoga Bermanfaat

Selasa, 22 Maret 2016

SEMUA ANAK ADALAH BINTANG

SEMUA ANAK ADALAH BINTANG

Oleh : Septi Peni Wulandani

Saya teringat suatu peristiwa ketika Ara kecil bertanya tentang proses terjadinya adik di perut ibunya. Saya tidak menjawab langsung, mengajak Ara ke depan Video player kami, dan menyetel film "Proses terjadinya manusia" karya Harun Yahya. Saat melihat pergerakan ratusan juta sperma berkompetisi secara sehat untuk memperebutkan dirinya menjadi "sang juara" bertemu dengan satu telur. Saat itu juga Ara berkesimpulan " berarti aku ini juara sejak di perut ibu ya".Kalimat ini sungguh di luar dugaan kami, karena apa yang ditanyakan dengan kesimpulan yang dia dapatkan jauh dari bayangan saya waktu itu. Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering "membanding-bandingkan" pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain. 

BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN
Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,
"Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?"bukan dengan kalimat "Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?""Mengapa kamu tidak seperti adikmu?" Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan "mental jawara" anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH
Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang, agar ia sepintar burung. Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang di bidangnya. Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN
Kita sebagai orangtua harus sering melakukan "discovering ability" agar anak menemukan dirinya. Dengan mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas. Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar, tak pernah henti untuk mengejar kesempurnaan ilmu, dan menjadi hebat di bidangnya. Pendapatan itu adalah bonus dari kesungguhan 3 hal tersebut.

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL
Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.

ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA��

Ibroh Bisnis Dari Kisah Nabi Nuh

Copas..
Bagus utk sll berinovasi

CEO Words

Terkisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam, yang diuji dengan ummat yang sukar diajak tuk beriman. Terkabar ilahi akan hadirnya banjir bandang. Nabi Nuh AS kemudian membangun kapal diatas gunung nan tinggi. Semua orang mengejek, mencela, bahkan menganggap gila. Tak hanya ummatnya, anaknya pun tak sanggup ia Selamatkan.

Banjir besar pun datang. Menyapu peradaban. Kecuali mereka yang beriman. Yang memilih menaiki bahtera harapan. Itulah sejengkal kisah peradaban. Dihadirkan agar diambil pelajaran.

*****

Kali ini Saya tidak pada posisi membahas kisah Nabi Nuh sebagai seorang ulama. Karena memang Saya tidak pakar dalam hal tersebut. Namun ijinkan hamba nan bodoh ini mengambil ibroh bisnis dari kisah Nabi Nuh.

Kisah Nabi Nuh dan Kapalnya mengusik fikiran Saya semalaman suntuk. Bagaimana kisah Nabi Nuh ini berkesuaian dengan apa yang terjadi dalam dunia bisnis sekarang : disruption atau penggilasan.

*****

Di tahun 1990an, santer terdengar isu tentang perkembangan dunia telekomunikasi. Isu santer itu bernama Global System for Mobile-Communication atau yang disingkat dengan GSM. Ada isu besar, bahwa ada teknologi yang membuat manusia tak lagi berkomunikasi via kabel. Teknologi ini membuat manusia bisa terhubung secara nirkabel.
PT Telkom sebagai raksasa telekomunikasi sedang menikmati indahnya pembayaran tarif telepon fix line. Dengan bersumber dari pembayaran telepon rumah, Telkom sedikit terbuai, namun tidak untuk beberapa orang yang meyakini “Banjir Bandang” akan datang. Banjir Bandang itu bernama GSM.

Sejak tahun 1993, mereka bergerak mendirikan bakal calon anak perusahaan yang kan berteknologi GSM. Dan di tahun 1995, berdirilah Telkomsel.

Membangun Telkomsel di tahun 1995, ibarat membangun Kapal diatas gunung. Tidak sedikit pesimisme dan cibiran berdatangan dari mereka yang tidak “mengimani” banjir bandang GSM. Itulah kabar burung yang Saya dengar dari para pendiri Telkomsel di generasi pertama. Mereka seakan orang-orang aneh dalam sejarah.

Di tahun awal-awal pendiriannya, Telkomsel cukup terseok menghadirkan layanan. Pelanggan pun masih sangat minim. Maklum, tekonologinya masih belum merata.

Sejarah berlalu, banjir bandang pun terjadi. Arus GSM mengalir keras ke peradaban. Perangkat mobile phone menyesaki saku-saku penduduk Indonesia. Peradaban telepon rumah seakan ditinggalkan. Sebagian dipertahankan untuk sekedar syarat pencairan kredit bank.

Kini, konon Telkomsel memasok mayoritas pendapatan Telkom Group. Perusahaan yang dahulu dicibir ini mendadak menjadi “Bahtera Nuh” bagi perusahaan raksasa telekomunikasi Indonesia. Selamat.

*****

Sejalan dengan cerita Nabi Nuh, teknologi GSM ini hadir bersamaan dengan teknologi internet, surel dan kerabatnya. Sebuah perusahaan jasa pengiriman nasional yang tak bisa Saya sebutkan namanya, entah bagaimana, tidak begitu mengimani kabar hadirnya “Banjir Bandang” Teknologi.

Kini perusahaan tersebut bertahan walau berat. Andai perusahaan tersebut sempat membangun “Bahtera Nuh”-nya, Saya yakin, keadaan perusahaan tersebut tak akan seperti saat ini.

Aset-aset perusahaan tersebut kini mulai menua dan tak terawat. Model bisnis mereka kini mulai direvolusi menjadi payment gateway dan ekspedisi barang. Walau terseok, mereka tetap bertahan. Persis seperti kampung paska banjir : recovery nya berat.
*****
Ada beberapa hal yang dapat kita petik ambil pelajaran :

1. Banjir Bandang Pasti Datang

Dalam dunia yang terus bergerak, perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Yang jarang disadari adalah… perubahan yang terjadi akan berdampak seperti banjir bandang.

Perhatikan hal berikut ini,

Anda berbisnis di industri kapal feri. Sebuah moda angkutan laut jarak pendek. Biasanya menghubungkan pulau antar selat. Apa yang terjadi jika pemerintah berhasil membangun jembatan atau terowongan bawah laut? Banjir bandang.

Anda berbisnis jualan pulsa, bagaimana jika suatu hari dunia terkoneksi internet, sehingga orang tidak perlu lagi membayar pulsa untuk berkomunikasi? Banjir bandang.

Anda memiliki bisnis kursus bahasa inggris, bagaimana jika suatu saat, ada platform edukasi bahasa inggris yang tidak lagi membutuhkan kehadiran fisik peserta didik? Banjir bandang.

Bisnis apa pun yang kita lakukan hari ini, tidaklah lepas dari ancaman banjir bandang. Karena begitulah dunia terus berubah

2. Bangunlah Bahtera Nuhmu

Banjir Bandang adalah keniscayaan, namun hal itu bukanlah ancaman ketika Anda berhasil membangun Kapal diatas gunung. Seperti Telkom yang berhasil membangun Telkomsel, Seperti Trans Grup yang berhasil memodifikasi Mallnya menjadi wahana rekreasi, karena mereka menyadari.. bahwa orang tidak akan lagi datang ke mall untuk berbelanja, namun untuk rekreasi. Dan biarkan impulse buying sebagai trigernya.

Apakah Anda sudah membangun kapal Nuh Anda?

3. Yang menghina hanya akan tenggelam

Lihatlah kisah Nabi Nuh, mereka yang menghina akhirnya larut bersama banjir bandang.

Ini persis seperti kesadaran Kodak akan kamera digital. Mereka mentertawakan konsep camera digital yang tidak memiliki film didalamnya. Kodak mentertawakan kapal Nuh yang dibangun canon. Dan sekarang kodak tenggelam dalam “kekufurannya”

Begitulah nokia, yang mentertawakan android, dimana nokia sangat mengagung-ngagungkan syimbian nya. Dan akhirnya mereka harus tenggelam bersama kesombongannya.

Begitulah biro-biro travel yang tidak move on ke perilaku digital. Mereka harus gigit jari melihat Traveloka melahap hampir seluruh market share penjualan tiket mereka. Mereka tenggelam bersama banjir bandang perubahan.

*****

Semoga Allah melindungi Saya, Anda dan kita semua, dari Banjir Bandang yang tak kuasa kita atasi.

Dan semoga Allah menuntun Saya, Anda dan kita semua, agar mampu membangun Bahte[truncated by WhatsApp]

Sabtu, 12 Maret 2016

Untuk Para Ibu Dlm Mendidik Anak Yang Berakhlaq Karimah...

Tulisan bagus...buat dibaca para Ibu...

Wahai Putraku, Apa Kabar Ilmumu?

“Wahai putraku, tuntutlah ilmu, dan aku siap membiayaimu dari pintalanku.
Wahai putraku, jika engkau telah mencatat sepuluh kalimat, maka perhatikan:
Apakah engkau bertambah takut, sabar, dan sopan? 
Jika engkau tidak demikian, maka ketahuilah bahwa semua kalimat tadi akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu.” (Riwayat Imam Ahmad).

Perhatikanlah nasihat seorang Ibu kepada putranya di atas. Resapi kata demi kata yang menyertainya.
Bahasa yang sangat sederhana, namun sarat makna.

Nasihat yang lahir dari kekhawatiran akan manfaat ilmu yang anaknya pelajari.
Nasihat yang lahir dari rasa peduli dan kasih sayang yang tinggi, Nasihat yang lahir dari nilai Islam yang melekat dalam diri, Hingga tak ingin ananda tercintanya melakukan kesia-siaan dalam waktu hidupnya.

Wahai Ibu...
Ibu di manapun di seluruh dunia,
Bagaimana dengan kita?

Jangankan 10 kalimat,
Jangan-jangan sudah berbuku-buku habis untuk catatan belajar anak-anak kita,
Namun mungkin terlupa kita tanyakan,
Bagaimana manfaat ilmu bagi mereka.

Apakah ilmu mereka membuat mereka semakin tunduk pada Rabb-nya?
Apakah ilmu mereka membuat mereka semakin takut? Semakin sabar? Semakin sopan?
Pernahkah kita tanyakan?

Barangkali kita memang bertanya pada mereka,
Tentang ilmu mereka,
Sudah sampai mana pelajaranmu,Nak?
Mampukah engkau mengikuti?
Apakah perlu Ibu tambahkan les untukmu, anakku?

Kita tuntut mereka belajar, 
Untuk sanggup mengikuti kurikulum yang ditetapkan,
Namun lupa mengevaluasi kembali…

Hasil ilmu bukanlah nilai rapor sekolah.
Hasil ilmu bukanlah menjadi pemenang adu cerdas cermat,
Hasil ilmu bukanlah dari piala dan piagam berjejeran.

Hasil ilmu adalah akhlaq mereka,

Yang ketika bertambah ilmu mereka,
Bertambah takut, sabar, dan sopanlah mereka.

Hasil ilmu adalah ketika mereka tidak sia-sia dalam waktu mereka.
Hingga tak tersisa ketidakmanfaatan dalam semua tindak tanduk mereka.

Tahukah siapa sebenarnya Ibu dengan nasihat luar biasa di atas?

Dialah ibunda Sufyan Ats Tsauri. 
Sufyan Ats Tsauri tercatat sebagai adalah salah seorang tokoh ulama teladan dari Kufah,
Imam dalam bidang hadits juga bidang keilmuan lainnya, 
Terkenal sebagai pribadi yang wara' (sangat hati-hati), zuhud, dan seorang ahli fiqih,
‘Ulama yang selalu ingat untuk mengamalkan ilmunya.

Wahai Ibu….
Jangan biarkan kisah ini berlalu begitu saja,

Kini saatnya kita yang bertanya,

Apa kabar ilmumu, anakku?
Manfaatkah dia bagi akhlaqmu?
Karena Nak, Ilmu itu terlihat dari amalmu.

Minggu, 06 Maret 2016

TENTANG REZEKI ALLAH

[ TENTANG REZEKI ALLAH ]

Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yg selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini...

( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﺮﺯﻕ ﺍﻟﺒﻐﺎﺙ )

"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats."

Apakah "bughats" itu...?
Dan bagaimana kisahnya...?

"Bughats" adalah anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut "bughats". Ketika sdh besar dia menjadi gagak (gurab).

Apa perbedaan antara bughats & gurab...?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.

Di saat induknya menyaksikannya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru keluar dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?

Allah Yang Maha Kuasa & Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah menciptakan AROMA tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak yang dapat mengundang datangnya serangga ke sarangnya.
Lalu berbagai macam ulat & serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak, & ia pun memakannya...
Maa syaa Allah...

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu adalah anaknya, & ia pun mau mberi makannya sampai tumbuh dewasa & bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yg keluar dari tubuhnya pun hilang & serangga-serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah Ar Razzaq Yang Maha Pemberi Rezeki...

"Kamilah yg membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dalam kehidupan di dunia ini."
(QS. Az-Zukhruf : 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun kamu berada, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:

"Sesungguhnya Malaikat Jibril menghembuskan di dalam perasaanku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, takutlah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan rezeki membuatmu mencarinya dengan
cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."

Oleh karena itu, sebenarnya kurang pantas bila orang orang beriman berebut rejeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya?
Naudzubillah min dzalik...

Ya Allah, Engkau Pemberi dan Penjamin Rezeki, karuniakanlah kepada kami rezeki yg halal dan barokah.

Aamiin...

Wallahu a'lam...

Sabtu, 05 Maret 2016

Jangan Mudah Menilai Seseorang dari Penampilanya

☘Copas dari grup ttangga sebelah smg bs mnjadi bahan introspeksi diri kita....

Dalam suatu kereta ekonomi non-AC yg lumayan panas,

Seorang eksekutif muda, dengan jas elegan berdiri di disana. Sesak2an dengan penumpang lain.

Sesaat kemudian, ia membuka tablet Androidnya. Lebih besar tentu dibanding smartphone umumnya. Ia memang sedang ada chat penting dengan para donatur. Chat tentang dana untuk membantu para korban kebanjiran.

Semua penumpang menoleh padanya atau meliriknya. Apa batin mereka?

Seorang nenek-nenek membatin,
"Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik Ekonomi, pamer2an."

Seorang emak-emak membatin,
"Mudah2an suami saya ga senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji."

Seorang gadis ABG membatin,
"Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa ga naik AC kalau mau pamer begituan?"

Seorang pengusaha membatin,
"Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan; barang tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik AC sih?"

Seorang guru agam melirik,
"Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu, pamer!"

Seorang pelajar SMA membatin,
"Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu pamer gitu kalle' ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta AC.. ill feel gue."

Seorang tunawisma membatin,
"Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil."

Si eksekutif menyimpan kembali tabletnya di tas. Ia membatin, "Alhamdulillah, akhirnya para donatur bersedia membantu. Alhamdulillah, ini kabar baik sekali."

Lalu, ia sempatkan melihat kantong bajunya. Ada secarik tiket kereta ekonomi. Ia membatin "Tadi sempat tukar karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta AC itu."

Sahabat
Begitu berbahaya nya penghakiman. Sebuah kebaikan, tindakan kasih, bisa berubah total menjadi kejahatan hanya karna persepsi kita. Mari jaga persepsi kita, semua tak perlu kita nilai seperti penampakannya, mari biasakan dan penuhi hati kita dengan khusnudzon.