iklan

Sabtu, 23 April 2011

Detoks Emosi, si Pengusir Energi Negatif


(Foto: gettyimages)

APAKAH Anda merasa terganggu dengan emosi yang mudah turun-naik karena himpitan beban hidup dan beban pekerjaan? Mungkin detoksifikasi emosi bisa menjadi solusinya.

Sejumlah masalah hidup kerap membuat seseorang tertimpa stres. Jika dibiarkan berlarut-larut, akumulasi emosi dikhawatirkan membludak dan membuat kesehatan terganggu.

Sebelum hal tersebut menimpa Anda, lakukan detoks emosi untuk membuang energi negatif yang bisa menciptakan aura negatif pada diri.

“Semua manusia memiliki beban emosional atau racun dalam tubuh. Tapi, ada orang-orang tertentu yang menyimpan erat dalam dirinya. Umumnya karena mereka memiliki konflik yang belum terselesaikan," jelas Seema Hingorrany, psikolog klinis, seperti dilansir dari Times of India.

"Seseorang yang terlambat memelajari sesuatu biasanya akan mudah mengalami rasa cemas, menderita insomnia, atau mungkin dikarenakan mereka memiliki pengalaman traumatis pada kanak-kanak. Semua gangguan tersebut dapat diminimalisir dengan menjalani detoks emosional,” imbuhnya.

Berikut, tahapan detoks emosional sebagai bahan referensi Anda:

Pengetahuan

Anda perlu membiarkan diri dalam kesendirian sementara waktu. Kemauan merupakan faktor kuncinya. Setelah hal tersebut terlalui, Anda tinggal menyadari bahwa Anda telah membuat sebuah pola pengalaman kehidupan di mana Anda cenderung mengulang pola tersebut dalam situsasi dan waktu yang berbeda.

Sebuah kesadaran di mana Anda menyadari bahwa Anda bertanggung jawab untuk hal tersebut. Hal ini bisa menjadi sebuah wadah untuk memberdayakan Anda. Bertanggungjawablah dengan semua keputusan tersebut sehingga Anda bisa mengubahnya.

Ubah paradigma

Sekarang, Anda telah menyadari hal-hal apa saja yang salah serta menyadari bahwa Anda melihat dunia dari kacamata yang penuh warna. Dengan persepsi tersebut, Anda kini telah memblokir pengalaman sendiri.

Untuk mengubahnya, mulailah untuk melihat dunia dari kacamata yang sifatnya netral sehingga tidak mengerucut pada sebuah persepsi tertentu.

Cintai diri sendiri

Setelah netralitas mulai muncul, cinta pun secara bertahap mulai merayap masuk. Sebuah cinta untuk kehidupan akan menenggelamkan rasa sakit yang sempat ada. Semakin cinta tersebut mendalam, maka Anda pun dapat merasakannya pada tiap pada tubuh dan pikiran Anda.

Fenomena echo

Ada istilah medis yang disebut “homoeostasis” yang berarti kemampuan sel untuk mempertahankan keadaan internal. Jika kita memperluas pemahaman kita, berarti di suatu tempat tersebut akan ada kecenderungan dari pikiran kita juga untuk memertahankan keadaan semula. Untuk itu, terjadi gema kehidupan pada situasi yang telah menguji realitas baru Anda. Ini adalah tahap rumit dan sulit.

Pemberdayaan

Rasa antusiasme dan semangat akan menentukan pikiran dan tindakan Anda dan kemudian menjadi sebuah kebiasan. Kebiasaan akan membuat karakter dan karakter akan menciptakan masa depan Anda.

Konsistensi

Anasuya merupakan istilah dalam bahasa Sanksekerta yang berarti kemampuan konstan untuk melihat sesuatu yang baik. Sesi ini mencakup bagaimana menerima seseorang apa adanya. Dengan demikian, Anda dapat pasrah pada alam semesta atas semua yang tercurah pada Anda.

Rahmat Tuhan

Semakin Anda melihat kebaikan secara keseluruhan termasuk pada diri Anda sendiri, zona yang Anda miliki pun akan tercurah pada orang lain di sekitar Anda. Dengan begitu, Anda pun dapat berbagi pengalaman dengan orang lain untuk membantu pertumbuhan mereka menuju ke arah positif.
Sumber :  Dwi Indah Nurcahyani - Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar