mantan Presiden Soeharto
JAKARTA - Kehadiran buku Pak Harto The Untold Stories membawa kembali ingatan publik pada presiden tiga dekade tersebut.
Cerita di balik kehidupan Soeharto yang sebelumnya tersenyembunyi kini bisa diketahui publik melalui buku yang diluncurkan kemarin bertepatan dengan hari ulang tahun Soeharto.
Namun, diangkatnya kembali kerinduan akan Soeharto harus dicerna tepat. Ketua Bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin berharap masyarakat cerdas menilai sosok Soeharto.
"Terbitnya buku 'Untold Stories Soeharto' seakan membuai masyarakat akan sosok penguasa era orde baru. Tetapi kita tidak bisa mengingat sejarah ini sepotong-sepotong dalam menilai Soeharto kita harus dalam posisi proporsional," kata Didi kepada okezone, Kamis (9/6/2011).
Didi memaparkan sejumlah catatan yang jadi sisi kelam era kepemimpinan Soeharto. Pertama soal kebebasan pers yang kala itu dibungkam penguasa. "Pers yang yang telah dibuat bungkam dan tidak berdaya, tentu juga tidak bisa melupakan hal ini," jelasnya.
Kedua, mengenai kesenjangan sosial akibat pembangunan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Meski Soeharto dinilai berhasil membangun Indonesia tetapi pemerataan kesejahteraan tak tercapai.
"Banyak hal kontroversial selama 32 tahun pemerintahan Soeharto. Era Soeharto ada pembangunan tapi tidak ada kebebasan, demokrasi terbelenggu," pungkasnya. Kendati begitu, publik, sambung Didi, tak boleh melupakan jasa Soeharto semasa kepemimpinannya. Seoharto tetap memiliki catatan baik yang membawa pembangunan Indonesia.
"Saya pikir masyarakat sudah pintar dan tidak akan mudah terbuai dengan cerita-cerita masa lalu. Masyarakat sudah cukup cerdas memilah mana yang layak dicontoh dan mana yang harus ditinggalkan," ujar anggota Komisi Hukum DPR ini.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar